Mekanisme Peredaran Darah Jantung Pada Janin
Mekanisme Peredaran Darah Jantung Pada Janin
Selama
kehamilan, sistem peredaran darah janin bekerja
secara berbeda dari pada Janin dihubungkan oleh tali pusat ke plasenta, organ
yang berkembang dan implan dalam rahim ibu selama kehamilan Melalui pembuluh
darah di tali pusat, janin menerima semua nutrisi yang diperlukan, oksigen, dan
dukungan hidup dari ibu melalui plasenta.Limbah produk dan karbon dioksida dari
janin dikirim kembali melalui tali pusat dan plasenta ke sirkulasi ibu untuk
dihilangkan.
Ilustrasi menunjukkan sirkulasi janin
Darah dari ibu memasuki janin melalui pembuluh darah di tali pusat. ke hati dan terbagi menjadi tiga cabang. Darah kemudian mencapai vena cava inferior, vena utama terhubung ke jantung.
Di dalam jantung janin:
1.Darah memasuki atrium kanan, ruang di sisi kanan atas jantung. Sebagian besar darah mengalir ke sisi kiri melalui lubang janin khusus antara atrium kiri dan kanan, yang disebut foramen ovale.
2.Darah kemudian melewati ke ventrikel kiri (majelis rendah hati) dan kemudian ke aorta, (arteri besar yang datang dari hati).
3.Dari aorta, darah dikirim ke ekstremitas kepala dan bagian atas. Setelah beredar di sana, darah kembali ke atrium kanan jantung melalui vena kava superior.
4.Sekitar sepertiga dari darah memasuki atrium kanan tidak mengalir melalui foramen ovale, tetapi, sebaliknya, tetap di sisi kanan jantung, akhirnya mengalir ke arteri pulmonalis.
Darah dari ibu memasuki janin melalui pembuluh darah di tali pusat. ke hati dan terbagi menjadi tiga cabang. Darah kemudian mencapai vena cava inferior, vena utama terhubung ke jantung.
Di dalam jantung janin:
1.Darah memasuki atrium kanan, ruang di sisi kanan atas jantung. Sebagian besar darah mengalir ke sisi kiri melalui lubang janin khusus antara atrium kiri dan kanan, yang disebut foramen ovale.
2.Darah kemudian melewati ke ventrikel kiri (majelis rendah hati) dan kemudian ke aorta, (arteri besar yang datang dari hati).
3.Dari aorta, darah dikirim ke ekstremitas kepala dan bagian atas. Setelah beredar di sana, darah kembali ke atrium kanan jantung melalui vena kava superior.
4.Sekitar sepertiga dari darah memasuki atrium kanan tidak mengalir melalui foramen ovale, tetapi, sebaliknya, tetap di sisi kanan jantung, akhirnya mengalir ke arteri pulmonalis.
Karena plasenta melakukan pekerjaan pertukaran oksigen
(O2) dan karbon dioksida (CO2) melalui sirkulasi ibu, paru-paru janin tidak
digunakan untuk bernapas. Alih-alih darah mengalir ke paru-paru untuk mengambil
oksigen dan kemudian mengalir ke seluruh tubuh, sirkulasi janin (bypasses)
sebagian besar darah dari paru-paru. Pada janin, darah didorong dari arteri
pulmonalis ke aorta melalui pembuluh darah yang menghubungkan disebut ductus
arteriosus.
Sirkulasi darah setelah melahirkan:
Dengan napas pertama bayi membutuhkan udara saat lahir, perubahan sirkulasi janin. Sebuah jumlah yang lebih besar dari darah dikirim ke paru-paru untuk mengambil oksigen.
Karena ductus arteriosus (sambungan normal antara aorta dan katup pulmonalis) tidak lagi dibutuhkan, itu mulai layu dan menutup.
Sirkulasi dalam meningkatkan paru-paru dan darah mengalir lebih ke dalam atrium kiri jantung. Ini peningkatan tekanan menyebabkan foramen ovale untuk menutup dan darah bersirkulasi secara normal.
Sirkulasi darah setelah melahirkan:
Dengan napas pertama bayi membutuhkan udara saat lahir, perubahan sirkulasi janin. Sebuah jumlah yang lebih besar dari darah dikirim ke paru-paru untuk mengambil oksigen.
Karena ductus arteriosus (sambungan normal antara aorta dan katup pulmonalis) tidak lagi dibutuhkan, itu mulai layu dan menutup.
Sirkulasi dalam meningkatkan paru-paru dan darah mengalir lebih ke dalam atrium kiri jantung. Ini peningkatan tekanan menyebabkan foramen ovale untuk menutup dan darah bersirkulasi secara normal.
Sistem kardiovaskuler ialah sistem organ pertama yang
berfungsi dalam perkembangan manusia.Pembentukan pembuluh darah dan sel darah
dimulai pada minggu ketiga dan bertujuan menyuplai embrio dengan oksigen dan
nutrien dari ibu.Pada akhir minggu ketiga tabung jantung mulai berdenyut dan sistem
kardiovaskuler primitif berhubungan dengan embrio,korion dan yolk sac,selam
minggu keempat dan kelima jantung berkembang menjadi empat serambi,pada tahap
akhir masa embrio perkembangan jantung lengkap.
Paru-paru janin tidak berfungsi untuk pertukaran udara
pernafasan,sehingga jalur sirkulasi khusus dibentuk untuk menggantikan fungsi
paru-paru.
Darah yang kaya akan oksigen dan nutrisi mengalir dari plasenta dengan cepat melalui vena umbilikalis ke dalam abdomen janin,ketika vena umbilikalis mencapai hati,vena ini bercabang dua,satu vena mengalirkan darah yang mengandung oksigen melalui hati,kebanyakan darah melalui duktus venosus arantii menuju ke vena kava inferior.Di vena kava inferior darah bercampur dengan darah yang tidak mengandung oksigen yang berasal dari kaki dan abdomen janin,dalam perjalanannya menuju atrium kanan sebagian besar darah ini mengalir langsung melalui atrium kanan dan melalui foramen ovale,satu muara menuju ke atrium kiri.
Darah yang kaya akan oksigen dan nutrisi mengalir dari plasenta dengan cepat melalui vena umbilikalis ke dalam abdomen janin,ketika vena umbilikalis mencapai hati,vena ini bercabang dua,satu vena mengalirkan darah yang mengandung oksigen melalui hati,kebanyakan darah melalui duktus venosus arantii menuju ke vena kava inferior.Di vena kava inferior darah bercampur dengan darah yang tidak mengandung oksigen yang berasal dari kaki dan abdomen janin,dalam perjalanannya menuju atrium kanan sebagian besar darah ini mengalir langsung melalui atrium kanan dan melalui foramen ovale,satu muara menuju ke atrium kiri.
Di atrium kiri darah bercampur dengan sejumlah kecil
darah yang tidak mengandung oksigen dari paru janin melalui vena pulmoner,darah
mengalir ke dalam ventrikel kiri dan dipompa masuk ke dalam aorta.Di
aorta,arteri yang menyuplai jantung,kepala,leher dan lengan menerima sebagian
besar darah yang kaya oksigen.Pola yang mengalirkan oksigen dan nutrien
berkadar tertinggi ke kepala,leher dan lengan ini membantu perkembangan
sefalokaudal embrio-janin
Darah terdeoksigenasi yang kembali dari kepala dan lengan masuk ke atrium kanan menuju vena kava superior.Darah ini langsung dialirkan ke bawah menuju ventrikel kanan.Sejumlah kecil darah bersirkulasi melalui jaringan paru yang memiliki tahanan,tetapi sebagian besar mengalir melalui jalur yang dengan tahanan yang lebih kecil menuju duktus arteriosus kemudian ke aorta dan terus menuju arteri keluar yang memperdarahi kepala dan lengan dengan darah yang mengandung oksigen.Darah yang miskin oksigen mengalir melalui aorta abdominalis dan masuk ke dalam arteri iliaka interna,tempat arteri umbilikalis secara langsung mengembalikan sebagian besar darah ke plasenta melalui tali pusat
Darah terdeoksigenasi yang kembali dari kepala dan lengan masuk ke atrium kanan menuju vena kava superior.Darah ini langsung dialirkan ke bawah menuju ventrikel kanan.Sejumlah kecil darah bersirkulasi melalui jaringan paru yang memiliki tahanan,tetapi sebagian besar mengalir melalui jalur yang dengan tahanan yang lebih kecil menuju duktus arteriosus kemudian ke aorta dan terus menuju arteri keluar yang memperdarahi kepala dan lengan dengan darah yang mengandung oksigen.Darah yang miskin oksigen mengalir melalui aorta abdominalis dan masuk ke dalam arteri iliaka interna,tempat arteri umbilikalis secara langsung mengembalikan sebagian besar darah ke plasenta melalui tali pusat
Pada sistem
peredaran darah ini akan dibahas tentang : faktor-faktor penentu dalam sistem
peredaran darah janin, komponen/organ yang terlibat, mekanisme dan
faktor-faktor penting yang mengubah peredaran darah janin.
Sirkulasi darah janin dalam rahim tidak sama dengan sirkulasi darah pada bayi dan anak. Dalam rahim, paru-paru tidak berfungsi sebagai alat pernafasan, pertukaran gas dilakukan oleh plasenta. Sistem peredaran darah janin ditentukan oleh faktor-faktor sebagai berikut:
1. Foramen Ovale
Merupakan lubang sementara di antara serambi kiri dan serambi kanan yang memungkinkan sebagian darah masuk dari vena cava inferior menyeberang ke serambi kiri. Alasan pengalihan ini adalah darah tidak perlu lagi melewati paru-paru karena telah teroksigenisasi.
2. Duktus Arteriosus Bothalli
Merupakan saluran yang terdapat antara arteri pulmonalis dan aorta.
3. Duktus Venosus Arantii
Menghubungkan antara vena umbilikal dengan vena cava inferior. Pada titik ini darah bercampur dengan darah yang telah diambil oksigennya yang kembali dari tubuh bagian bawah.
4. Vena Umbilikal
Memanjang dari tali pusar menuju ke bagian bawah hati dan membawa darah yang mengandung oksigen dan sari makanan. Ia memiliki cabang yang bertemu dengan vena porta dan masuk ke hati.
Komponen/Organ yang Terlibat dalam Pembuluh Darah Janin
Dalam sistem peredaran darah janin tidak hanya melibatkan pembuluh darah saja tetapi juga melibatkan organ tubuh janin di antaranya sebagai berikut:
1. Plasenta
Tempat terjadinya pertukaran darah bersih dengan yang kotor.
2. Umbilikalis
Mengalirkan darah dari plasenta ke janin dan dari janin ke plasenta.
3. Hati
Terdapatnya percabangan antara vena porta dengan duktus venosus arantii.
4. Jantung
Terdapatnya foramen ovale yang langsung menyalurkan darah dari atrium dekstra ke atrium sinistra.
5. Paru-paru
Terdapatnya duktus arteriosus bothalli.
Mekanisme Peredaran Darah Janin
Sirkulasi darah janin dalam rahim tidak sama dengan sirkulasi darah pada bayi dan anak. Dalam rahim, paru-paru tidak berfungsi sebagai alat pernafasan, pertukaran gas dilakukan oleh plasenta. Sistem peredaran darah janin ditentukan oleh faktor-faktor sebagai berikut:
1. Foramen Ovale
Merupakan lubang sementara di antara serambi kiri dan serambi kanan yang memungkinkan sebagian darah masuk dari vena cava inferior menyeberang ke serambi kiri. Alasan pengalihan ini adalah darah tidak perlu lagi melewati paru-paru karena telah teroksigenisasi.
2. Duktus Arteriosus Bothalli
Merupakan saluran yang terdapat antara arteri pulmonalis dan aorta.
3. Duktus Venosus Arantii
Menghubungkan antara vena umbilikal dengan vena cava inferior. Pada titik ini darah bercampur dengan darah yang telah diambil oksigennya yang kembali dari tubuh bagian bawah.
4. Vena Umbilikal
Memanjang dari tali pusar menuju ke bagian bawah hati dan membawa darah yang mengandung oksigen dan sari makanan. Ia memiliki cabang yang bertemu dengan vena porta dan masuk ke hati.
Komponen/Organ yang Terlibat dalam Pembuluh Darah Janin
Dalam sistem peredaran darah janin tidak hanya melibatkan pembuluh darah saja tetapi juga melibatkan organ tubuh janin di antaranya sebagai berikut:
1. Plasenta
Tempat terjadinya pertukaran darah bersih dengan yang kotor.
2. Umbilikalis
Mengalirkan darah dari plasenta ke janin dan dari janin ke plasenta.
3. Hati
Terdapatnya percabangan antara vena porta dengan duktus venosus arantii.
4. Jantung
Terdapatnya foramen ovale yang langsung menyalurkan darah dari atrium dekstra ke atrium sinistra.
5. Paru-paru
Terdapatnya duktus arteriosus bothalli.
Mekanisme Peredaran Darah Janin
Mula-mula
darah yang kaya akan oksigen dan nutrisi yang berasal dari plasenta masuk ke
janin melalui vena umbilikus yang bercabang dua setelah memasuki dinding perut
yaitu :
a. Cabang yang kecil bersatu dengan vena porta, darahnya beredar dalam hati dan kemudian diangkut melalui vena hepatika ke vena cava inferior.
b. Cabang satunya lagi duktus venosus arantii yang langsung masuk ke dalam vena cava inferior.
a. Cabang yang kecil bersatu dengan vena porta, darahnya beredar dalam hati dan kemudian diangkut melalui vena hepatika ke vena cava inferior.
b. Cabang satunya lagi duktus venosus arantii yang langsung masuk ke dalam vena cava inferior.
Darah dari
vena cava inferior masuk ke atrium kanan dan sebagian besar darah dari atrium
kanan akan dialirkan ke atrium kiri melalui foramen ovale. Sebagian kecil darah
dari atrium kanan masuk ke ventrikel kanan bersama-sama dengan darah yang
berasal dari vena cava superior. Darah dari ventrikel kanan ini dipompakan ke
paru-paru melalui arteri pulmonalis, karena adanya tahanan dari paru-paru yang
belum mengembang maka darah yang terdapat pada arteri pulmonalis sebagian akan
dialirkan ke aorta melalui duktus arteriosus bothalli dan sebagian kecil akan
menuju paru-paru dan selanjutnya ke atrium sinistra melaui vena pulmonalis.
Sementara
itu darah yang terdapat pada atrium kiri kemudian dialirkan ke ventrikel kiri
dan diteruskan ke seluruh tubuh melaui aorta guna memberikan oksigen dan
nutrisi bagi tubuh bawah. Cabang aorta bagian bawah ini menjadi 2 (dua) arteri
hipograstika interna yang mempunyai cabang arteri umbilikalis.
Darah yang miskin nutrisi dan banyak karbondioksida serta sisa metabolisme akan dikembalikan ke plasenta melalui arteri umbilikalis ke plasenta melalui arteri umbilikalis untuk mengadakan pertukaran gas selanjutnya. Foramen ovale dan duktus arteriosus berfungsi sebagai saluran/jalan pintas yang memungkinkan sebagian besar dari cardiac output yang sudah terkombinasi kembali ke placenta tanpa melalui paru-paru.
Darah yang miskin nutrisi dan banyak karbondioksida serta sisa metabolisme akan dikembalikan ke plasenta melalui arteri umbilikalis ke plasenta melalui arteri umbilikalis untuk mengadakan pertukaran gas selanjutnya. Foramen ovale dan duktus arteriosus berfungsi sebagai saluran/jalan pintas yang memungkinkan sebagian besar dari cardiac output yang sudah terkombinasi kembali ke placenta tanpa melalui paru-paru.
Patofisiologi singkat Anemia
1. Pengertian
Anemia adalah suatu keadaan yang menggambarkan kadar
hemoglobin atau jumlah eritrosit dalam darah kurang dari nilai standar
(normal).Anemia bisa juga disebabkan oleh kehilangan darah dalam jumlah banyak
akibat kecelakaan, karena ketidakmampuan tubuh memproduksi sel darah merah yang
cukup, dan bisa juga disebabkan oleh kelainan bawaan atau genetik (keturunan).
Ukuran hemoglobin normal
·
Laki-laki
sehat mempunyai Hb: 14 gram – 18 gram
·
Wanita sehat
mempunyai Hb: 12 gram – 16 gram Tingkat pada anemia
·
Kadar Hb 10
gram – 8 gram disebut anemia ringan
·
Kadar Hb 8
gram – 5 gram disebut anemia sedang.
·
ng dari 5 gram disebut anemia berat.
Jenis dari anemia sendiri bermacam-macam karena
dibedakan menurut faktor penyebabnya. Berikut ini adalah diagnosa penyebab
anemia menurut ilmu kedokteran:
Ø Anemia
hemoragi
Anemia hemoragi disebabkan oleh
kehilangan darah akut. Sumsum tulang secara bertahap akan memproduksi sel darah
merah baru untuk kembali ke kondisi normal
Ø Anemia defisiensi zat besi
Anemia jenis ini terjadi sebagai
akibat dari penurunan asupan makanan, penurunan daya absorbsi, atau kehilangan
zat besi secara berlebihan
Ø Anemia
aplastik
Anemia aplastik atau sumsum tulang
tidak aktif ini ditandai dengan penurunan sel darah merah secara besar-besaran.
Hal ini dapat terjadi karena paparan radiasi yang berlebihan, keracunan zat
kimia, atau kanker
Ø Anemia
pernicious
Anemia pernicious ini disebabkan
oleh tidak terdapatnya vitamin b12 di dalam diri seseorang
Ø Anemia sel
sabit (sickle cel anemia)
Ini merupakan jenis anemia yang
dipengaruhi oleh faktor keturunan. Anemia sel sabit disebabkan oleh molekul
hemoglobin yang berbeda dari hemoglobin normalnya karena penggantian salah satu
asam amino pada rantai polipeptida beta.
Hal ini menyebabkan sel darah merah
terdistrosi menjadi bentuk sabit dalam kondisi konsentrasi oksigen yang
rendah. Sel - sel terdistorsi ini menutup kapilar dan mengganggu aliran darah.
2. Tanda dan Gejala
Gejala
anemia :
Bila anemia terjadi dalam waktu yang
lama, konsentrasi Hb ada dalam jumlah yang sangat rendah sebelum gejalanya
muncul. Gejala- gejala tersebut berupa :
·
asimtomatik :
terutama bila anemia terjadi dalam waktu yang lama
·
nafas pendek
atau sesak, terutama saat beraktfitas
·
pusing
sedangkan,
tanda-tanda dari anemia yang harus diperhatikan saat pemeriksaan yaitu :
tanda-tanda spesifik pada pasien anemia
diantaranya :
·
garing biru
pada gusi (burton’s line), ensefalopati, dan neuropati motorik perifer
sering terlihat pada pasien yang keracunan metal.
3. Penyebab
Penyebab anemia umumnya adalah :
-
Kurang gizi (malnutrisi)
-
Kurang zat
besi dalam diet.
-
Malabsorpsi
-
Kehilangan
darah yang banyak: persalinan yang lalu, dan lain-lain.
-
Penyakit –
penyakit kronik: TBC, Paru-paru, cacing usus, malaria, dan lain-lain.
4. Patofisiologi
Gejala klinis yang muncul merefleksikan gangguan fungsi
dari berbagai sistem dalam tubuh antara lain penurunan kinerja fisik, gangguan
neurologik (syaraf) yang dimanifestasikan dalam perubahan perilaku, anorexia
(badan kurus kerempeng), pica, serta perkembangan kognitif yang abnormal pada
anak. Sering pula terjadi abnormalitas pertumbuhan, gangguan fungsi epitel, dan
berkurangnya keasaman lambung. Cara mudah mengenal anemia dengan 5L, yakni
lemah, letih, lesu, lelah, lalai. Kalau muncul 5 gejala ini, bisa dipastikan
seseorang terkena anemia. Gejala lain adalah munculnya sklera (warna pucat pada
bagian kelopak mata bawah). Anemia bisa menyebabkan kelelahan, kelemahan,
kurang tenaga dan kepala terasa melayang. Jika anemia bertambah berat, bisa
menyebabkan stroke atau serangan jantung(Sjaifoellah, 1998).
Timbulnya anemia mencerminkan adanya
kegagalan sumsum atau kehilangan sel darah merah secara berlebihan atau
keduanya. Kegagalan sumsum dapat terjadi
akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik, invasi tumor atau kebanyakan akibat
penyebab yang tidak diketahui. Sel darah
merah dapat hilang melalui perdarahan atau hemplisis (destruksi), hal ini dapat
akibat defek sel darah merah yang tidak sesuai dengan ketahanan sel darah merah
yang menyebabkan destruksi sel darah merah.
Lisis sel darah merah (disolusi)
terjadi terutama dalam sel fagositik atau dalam system retikuloendotelial,
terutama dalam hati dan limpa. Hasil
samping proses ini adalah bilirubin yang akan memasuki aliran darah. Setiap kenaikan destruksi sel darah merah
(hemolisis) segera direfleksikan dengan peningkatan bilirubin plasma
(konsentrasi normal ≤ 1 mg/dl, kadar diatas 1,5 mg/dl mengakibatkan ikterik
pada sclera).
Apabila sel darah merah mengalami
penghancuran dalam sirkulasi, (pada kelainan hemplitik) maka hemoglobin akan
muncul dalam plasma (hemoglobinemia).
Apabila konsentrasi plasmanya melebihi kapasitas haptoglobin plasma
(protein pengikat untuk hemoglobin bebas) untuk mengikat semuanya, hemoglobin
akan berdifusi dalam glomerulus ginjal dan kedalam urin (hemoglobinuria).
Kesimpulan mengenai apakah suatu
anemia pada pasien disebabkan oleh penghancuran sel darah merah atau produksi
sel darah merah yang tidak mencukupi biasanya dapat diperleh dengan dasar:
1. hitung retikulosit dalam
sirkulasi darah;
2. derajat proliferasi sel darah
merah muda dalam sumsum tulang dan cara pematangannya, seperti yang terlihat
dalam biopsi; dan ada tidaknya hiperbilirubinemia dan hemoglobinemia.
Anemia
↓
viskositas darah menurun
↓
resistensi aliran darah perifer
↓
penurunan transport O2 ke jaringan
↓
hipoksia, pucat, lemah
↓
beban jantung meningkat
↓
kerja jantung meningkat
↓
payah jantung
5. Masalah Keperawatan
5.1 Intoleransi aktivitas
Tanda : kelemahan, banyak istirahat,
palpitasi, takikardi, peningkatan TD, dispnea.
Kriteria evaluasi : peningkatan
toleransi aktivitas ; nadi, pernafasan dan tekanan darah normal.
Intervensi :
o Kaji kemampuan melakukan tugas,
catat adanya kelelahan dan kesulitan melakukan tugas
o Kaji gangguan keseimbangan jalan dan
kelemahan otot
o Awasi vital sign selama dan sesudah
aktivitas
o Ubah posisi perlahan, pantau
terhadap pusing
o Beri bantuan aktivitas/ambulasi bila
perlu
o Anjurkan menghentikan aktivitas bila
palpitasi, nyeri dada, nafas pendek, kelemahan dan pusing.
5.2 Perubahan
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Tanda : penurunan
BB, perubahan mukosa mulut ; kehilangan tonus otot
Kriteria evaluasi : peningkatan
BB/stabil dengan nilai Laboratorium normal ; tidak ada tanda malnutrisi
Intervensi
:
o Observasi dan catat masukan makanan
o Timbang berat badan setiap hari
o Observasi mual/muntah, flatus dan
gejala lain
o Berikan dan Bantu hygiene mulut yang
baik
o Berikan pencuci mulut yang
diencerkan bila mukosa oral luka
o Pantau hasil lab : Hb/Hmt, protein,
besi, B12, asam folat dan elektrolit serum
o Beri obat sesuai interuksi :
vitamin, mineral, besi oral
o Beri diet halus, rendah serat, tidak
merangsang
5.3 Resiko tinggi terhadap infeksi
Kriteria
evaluasi : mengidentifikasi perilaku untuk mencegah
resiko infeksi, meningkatkan penyembuhan luka dan bebas demam.
Intervensi :
-
Tingkatkan
cuci tangan yang baik oleh pemberi perawatan dan klien
-
Pertahankan
tehnik aseptic
-
Berikan
perawatan kulit, perianal dan oral
-
Tingkatkan
masukan cairan adekuat
-
Pantau dan
batasi pengunjung, beri isolasi
-
Pantau suhu
-
Ambil
spesimen untuk kultur sesuai indikasi
-
Berikan
antiseptic topical ; antibiotic sistemik
5.4 Kerusakan integritas kulit/resiko
kerusakan integritas kulit
Kriteria
evaluasi : Mengidentifikasi factor-faktor perilaku
untuk mencegah cidera kulit.
Intervensi :
-
Catat adanya
perubahan pada turgor, warna, hangat local, eritema
-
Ubah posisi
secara periodic
-
Ajarkan agar
kulit tetap kering dan bersih
-
Bantu
latihan rentang gerak pasif
-
Gunakan alat
pelindung ; kasur tekanan udara, bantal sesuai indikasi
5.5 Konstipasi/diare berhubungan dengan
penurunan masukan diet, perubahan pencernaan, efek samping terapi oral.
Tanda : perubahan
frekuensi, karakteristik dan jumlah feces ; mual/muntah ; anoreksia; nyeri
abdomen tiba-tiba, gangguan bunyi usus.
Kriteria
evaluasi : fungsi usus normal ; perubahan perilaku
hidup yang diperlukan sebagai penyebab.
Intervensi :
-
Observasi
warna, konsistensi, frekuensi, jumlah.
-
Auskultasi
bunyi usus
-
Awasi
masukan/keluaran
-
Dorong
masukan 2500-3000 ml
-
Konsul
dengan ahli gizi : diet tinggi serat
-
Berikan
pelembek feces atau enema sesuai indikasi
-
Berikan obat
anti diare sesuai indikasi
5.6 Perubahan perfusi jaringan
Kemungkinan
dibuktikan oleh :
palpitasi, kulit pucat, membrane
mukosa kering, kuku dan rambut rapuh, ekstremitas dingin, penurunan haluaran
urine, penurunan tekanan darah capilari refill melambat, disorientasi.
Kriteria
evaluasi : menunjukkan perfusi adekuat ; tanda vital
stabil, membrane mukosa berwarna merah muda, capilari refill baik, mental baik.
Intervensi
:
-
Awasi tanda
vital, kaji pengisian kapiler, warna kulit/membrane mukosa dan kuku
-
Tinggikan
kepala tempat tidur sesuai toleransi
-
Awasi upaya
pernafasan : auskultasi bunyi nafas
-
Selidiki
keluhan nyeri dada dan palpitasi
-
Kaji respon
verbal melambat, agitasi bingung
-
Catat
keluhan dingin, pertahankan suhu lingkungan sesuai indikasi
-
Awasi
pemeriksaan laboratorium : Hb, Mmt dan jumlah eritrosit
-
Berikan sel
darah merah sesuai indikasi
-
Berikan
oksigen sesuai indikasi
6. Komplikasi
Anemia sel sabit dapat menghancurkan organ-organ
tubuh. Nyeri dan pembengkakan di jari kaki dan pergelangan kaki merupakan salah
satu tanda pertama anemia sel sabit. Penyumbatan pembuluh darah juga dapat
menimbulkan rasa sakit di tangan.
Sel darah merah sabit bisa menghalangi aliran darah ke
berbagai organ, termasuk limpa, paru-paru, otak, mata, dan pembuluh darah yang
menyuplai jantung serta paru-paru.
Komplikasi yang mungkin terjadi
akibat anemia sel sabit diantaranya adalah:
1) infeksi
2) pneumonia
3) kerusakan mata
4) kecacatan akibat stroke hemoragik atau stroke iskemik
(karena kekurangan oksigen ke otak)
5) pembesaran limpa
6) hipertensi arteri paru-paru (peningkatan tekanan dalam
paru-paru)
7) ulcer (borok) di kaki karena buruknya aliran darah ke
kulit
8) gagal ginjal
9) batu empedu, karena terlalu banyak sel darah merah
yang hancur maka bilirubin dalam aliran darah menjadi banyak sehingga dapat
menyebabkan batu empedu.
10) mual dan
sakit perut karena serangan pada kandungan empedu dan batu empedu
EFINISI
Anemia adalah kondisi dimana tubuh tidak memiliki cukup sel darah merah untuk mencukupi kebutuhan oksigen jaringan tubuh anda. Jika anda terkena anemia, anda akan merasa sangat lemah. Anemia dapat bersifat sementara atau lama dan dapat bervariasi dari yang ringan hingga berat.
Jika anda terkena anemia, hendaknya segera temui dokter anda karena anemia dapat menjadi tanda dari penyakit yang serius. Pengobatan anemia bisa berupa pemberin suplemen sampai tindakan medis. Anda dapat mencegah anemia dengan makan makanan yang bergizi.
GEJALA
Tanda dan gejala anemia antara lain:• Lemah
• Kulit pucat
• Detak jantung cepat atau tidak teratur
• Napas pendek
• Nyeri pada dada
• Pusing
• Tangan dan kaki terasa dingin
• Sakit kepala
Penyebab & Faktor Risiko
PenyebabDarah terdiri dari plasma dan sel. Ada tiga jenis sel darah:
• Sel darah putih (leukosit). Sel darah ini berguna untuk melawan infeksi.
• Platelets / keping darah. Sel darah ini membantu membekukan darah saat terluka.
• Sel darah putih (eritrosit). Sel darah merah ini membawa oksigen dari paru-paru melalui aliran darah menuju otak dan organ serta jaringan lain. Tubuh memerlukan suplai oksigen untuk berfungsi. Sel darah merah mengandung hemoglobin yang merupakan protein yang kayak dengan zat besi yang memberikannya warna merah.
Banyak sel darah diproduksi oleh sumsum tulang belakang. Untuk dapat memproduksi sel darah merah dan hemoglobin, tubuh anda membutuhkan zat besi, mineral, protein dan vitamin lainnya dari makanan yang anda makan.
Penyebab umum anemia
Anemia terjadi ketika tubuh memproduksi terlalu sedikit sel darah merah, kehilangan terlalu banyak sel darah merah atau mematikan sel darah merah lebih banyak daripada menggantinya. Beberapa jenis anemia dan penyebabnya adalah:
• Iron deficiency anemia. Penyebab anemia jenis ini adalah kekurangan zat besi di tubuh. Sumsum tulang membutuhkan zat besi untuk membuat hemoglobin. Tanpa zat besi yang cukup, tubuh tidak akan memproduksi cukup hemoglobin untuk sel darah merah.
• Vitamin deficiency anemia. Sebagai tambahan dari zat besi, tubuh juga membutuhkan folat dan vitamin B-12 untuk menghasilkan cukup sel darah merah. Asupan makanan yang rendah zat tersebut dan nutrisi penting lain dapat menyebabkan penurunan produksi sel darah merah. Sebagai tambahan, beberapa orang tidak dapat dengan efektif menyerap vitamin B-12.
• Anemia of chronic disease. Penyakit kronis tertentu, contohnya kanker dan HIV/AIDS. Dapat mempengaruhi produksi sel darah merah, menghasilkan anemia kronis. Gagal ginjal juga dapat menyebabkan anemia.
• Aplastic anemia. Jenis ini sangat jarang terjadi dan merupakan kondisi yang mengancam jiwa. Ini disebabkan oleh berkurangnya kemampuan sumsum tulang belakang untuk menghasilkan ketiga jenis sel darah. Penyebabnya tidak diketahui.
• Anemias associated with bone marrow disease. Kondisi seperti leukemia dan myelodysplasia dapat menyebabkan anemia yang menyebabkan produksi darah di sumsum tulang belakang berkurang.
• Hemolytic anemias. Ini terjadi ketika sel darah merah hancur lebih cepat dan sumsum tulang belakang tidak mampu mengimbanginya dengan menghasilkan sel darah merah pengganti. Penyakit tertentu seperti gangguan pada darah dapat menjadi penyebab. Serta gangguan autoimun tubuh dapat menyebabkan tubuh menghasilkan antibodi terhadap sel darah merah sehingga menghancurkan sel darah merah.
• Sickle cell anemia. Jenis anemia ini disebabkan oleh kecacatan bentuk hemoglobin yang membuat sel darah merah terbentuk seperti sabit. Sel darah merah ini mati secara prematur dan menyebabkan kondisi kronis kurangnya sel darah merah.
• Anemia lain. Anemia jenis ini berbeda dari yang lain, antara lain thalassemia dan anemia yang disebabkan oleh kecacatan hemoglobin.
Faktor risiko
Beberapa faktor yang mungkin meningkatkan peluang terjadinya anemia antara lain:
• Rendahnya asupan gizi pada makanan.
• Gangguan kesehatan usus kecil atau operasi yang berkenaan dengan usus kecil.
• Menstruasi.
• Kehamilan.
• Kondisi kronis seperti kanker, gagal ginjal atau kegagalan hati.
• Faktor keturunan.
Infeksi tertentu seperti gangguan pada darah dan autoimun, terkena racun kimia, dan menggunakan beberapa obat yang berpengaruh pada produksi sel darah merah dan menyebabkan anemia.
Risiko lain adalah diabetes, alkohol dan orang yang menjadi vegetarian ketat dan kurang asupan zat besi atau vitamin B-12 pada makanannya.
Pencegahan
Banyak jenis anemia tidak dapat dicegah. Tapi anda dapat membantu menghindari iron deficiency anemia dan vitamin deficiency anemias dengan makanan sehat yang mengandung:
• Zat besi. Dapat ditemukan pada daging. Jenis lain adalah kacang, sayuran berwana hijau gelap, buah yang dikeringkan, dan lain-lain.
• Folat. Dapat ditemukan pada jeruk, pisang, sayuran berwarna hijau gelap, kacang-kavangan, sereal dan pasta.
• Vitamin B-12. Vitamin ini banyak terdapat pada daging dan susu.
• Vitamin C. Vitamin C membantu penyerapan zat besi. Makanan yang mengandung vitamin C antara lain jeruk, melon dan buah beri.
Makanan yang mengandung zat besi penting untuk mereka yang membutuhkan zat besi tinggi seperti pada anak-anak, wanita menstruasi dan wanita hamil. Zat besi yang cukup juga penting untuk bayi, vegetarian dan atlet.
Patofisiologi dan Manifestasi klinis Anemia
By MentariHelsyOrma
Patofisiologi
Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sum-sum tulang atau kehilangan sel darah merah berlebihan atau keduanya. Kegagalan sum-sum tulang dapt terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik, inuasi tumor, atau kebanyakan akibat penyebab yang tidak diketahui. Sel darah merah dapat hilang melalui perdarahan atau hemolisis (destruksi) pada kasus yang disebut terakhir, masalah dapat akibat efek sel darah merah yang tidak sesuai dengan ketahanan sel darah merah normal atau akibat beberapa factor diluar sel darah merah yang menyebabkan destruksi sel darah merah.
Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam system fagositik atau dalam system retikuloendotelial terutama dalam hati dan limpa. Sebagai hasil samping proses ini bilirubin yang sedang terbentuk dalam fagosit akan masuk dalam aliran darah. Setiap kenaikan destruksi sel darah merah (hemolisis) segera direpleksikan dengan meningkatkan bilirubin plasma (konsentrasi normalnya 1 mg/dl atau kurang ; kadar 1,5 mg/dl mengakibatkan ikterik pada sclera.
Anemia merupakan penyakit kurang darah yang ditandai rendahnya kadar hemoglobin (Hb) dan sel darah merah (eritrosit). Fungsi darah adalah membawa makanan dan oksigen ke seluruh organ tubuh. Jika suplai ini kurang, maka asupan oksigen pun akan kurang. Akibatnya dapat menghambat kerja organ-organ penting, Salah satunya otak. Otak terdiri dari 2,5 miliar sel bioneuron. Jika kapasitasnya kurang, maka otak akan seperti komputer yang memorinya lemah, Lambat menangkap. Dan kalau sudah rusak, tidak bisa diperbaiki (Sjaifoellah, 1998).
Manifestasi klinis
Gejala klinis yang muncul merefleksikan gangguan fungsi dari berbagai sistem dalam tubuh antara lain penurunan kinerja fisik, gangguan neurologik (syaraf) yang dimanifestasikan dalam perubahan perilaku, anorexia (badan kurus kerempeng), pica, serta perkembangan kognitif yang abnormal pada anak. Sering pula terjadi abnormalitas pertumbuhan, gangguan fungsi epitel, dan berkurangnya keasaman lambung. Cara mudah mengenal anemia dengan 5L, yakni lemah, letih, lesu, lelah, lalai. Kalau muncul 5 gejala ini, bisa dipastikan seseorang terkena anemia. Gejala lain adalah munculnya sklera (warna pucat pada bagian kelopak mata bawah).
Anemia bisa menyebabkan kelelahan, kelemahan, kurang tenaga dan kepala terasa melayang. Jika anemia bertambah berat, bisa menyebabkan stroke atau serangan jantung(Sjaifoellah, 1998).
Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sum-sum tulang atau kehilangan sel darah merah berlebihan atau keduanya. Kegagalan sum-sum tulang dapt terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik, inuasi tumor, atau kebanyakan akibat penyebab yang tidak diketahui. Sel darah merah dapat hilang melalui perdarahan atau hemolisis (destruksi) pada kasus yang disebut terakhir, masalah dapat akibat efek sel darah merah yang tidak sesuai dengan ketahanan sel darah merah normal atau akibat beberapa factor diluar sel darah merah yang menyebabkan destruksi sel darah merah.
Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam system fagositik atau dalam system retikuloendotelial terutama dalam hati dan limpa. Sebagai hasil samping proses ini bilirubin yang sedang terbentuk dalam fagosit akan masuk dalam aliran darah. Setiap kenaikan destruksi sel darah merah (hemolisis) segera direpleksikan dengan meningkatkan bilirubin plasma (konsentrasi normalnya 1 mg/dl atau kurang ; kadar 1,5 mg/dl mengakibatkan ikterik pada sclera.
Anemia merupakan penyakit kurang darah yang ditandai rendahnya kadar hemoglobin (Hb) dan sel darah merah (eritrosit). Fungsi darah adalah membawa makanan dan oksigen ke seluruh organ tubuh. Jika suplai ini kurang, maka asupan oksigen pun akan kurang. Akibatnya dapat menghambat kerja organ-organ penting, Salah satunya otak. Otak terdiri dari 2,5 miliar sel bioneuron. Jika kapasitasnya kurang, maka otak akan seperti komputer yang memorinya lemah, Lambat menangkap. Dan kalau sudah rusak, tidak bisa diperbaiki (Sjaifoellah, 1998).
Manifestasi klinis
Gejala klinis yang muncul merefleksikan gangguan fungsi dari berbagai sistem dalam tubuh antara lain penurunan kinerja fisik, gangguan neurologik (syaraf) yang dimanifestasikan dalam perubahan perilaku, anorexia (badan kurus kerempeng), pica, serta perkembangan kognitif yang abnormal pada anak. Sering pula terjadi abnormalitas pertumbuhan, gangguan fungsi epitel, dan berkurangnya keasaman lambung. Cara mudah mengenal anemia dengan 5L, yakni lemah, letih, lesu, lelah, lalai. Kalau muncul 5 gejala ini, bisa dipastikan seseorang terkena anemia. Gejala lain adalah munculnya sklera (warna pucat pada bagian kelopak mata bawah).
Anemia bisa menyebabkan kelelahan, kelemahan, kurang tenaga dan kepala terasa melayang. Jika anemia bertambah berat, bisa menyebabkan stroke atau serangan jantung(Sjaifoellah, 1998).
ANEMIA PADA IBU HAMIL
A.
Kehamilan
Kehamilan secara alami dapat terjadi dengan
terpenuhinya beberapa persyaratan mutlak, antara lain : sperma suami yang
normal, mulut rahim dan rongga rahim yang normal, saluran telur (tubafallopi) yang intak
(bebas dan tidak buntu), indung telur (ovarium) normal, serta pertemuan sel
sperma dan sel telur (ovum) pada saat yang tepat (masa subur) (Prasetyadi, Frans.O.H, 2012 : 19).
Fertilisasi merupakan proses terjadinya
pembuahan yaitu saat sel sperma dan sel telur bertemu. Proses ini adalah salah
satu proses biologis yang sangat penting, diawali dengan pelepasan sel telur (ovulasi)
oleh indung telur pada puncak masa subur. Pembuahan dapat terjadi dalam waktu
beberapa jam setelah ovulasi, proses ini terjadi di saluran telur (Prasetyadi, Frans.O.H, 2012 : 20).
Tiga pembagian waktu kehamilan yaitu trimester pertama apabila kehamilan
masih berumur 0-12 minggu. Trimester kedua, apabila umur kehamilan lebih dari
12-28 minggu, serta trimester ketiga apabila umur kehamilan lebih dari 28-40
minggu (Siswosuharjo, Suwignyo, dkk, 2010 : 43).
B.
Anemia Pada Ibu Hamil
1.
Definisi Anemia Pada
ibu Hamil
Menurut WHO (1992)
anemia adalah suatu keadaan dimana kadar hemoglobin lebih rendah dari batas
normal untuk kelompok orang yang bersangkutan (Tarwoto, dkk, 2007 : 30).
Anemia merupakan suatu
keadaan adanya penurunan kadar hemoglobin dibawah nilai normal. Pada penderita
anemia lebih sering disebut dengan kurang darah, kadar sel darah merah dibawah
nilai normal (Rukiyah, Ai Yeyeh, dkk, 2010 : 114).
Anemia adalah kondisi
dimana berkurangnya sel darah merah dalam sirkulasi darah atau massa hemoglobin
sehingga tidak mampu memenuhi fungsinya sebagai pembawa oksigen keseluruh
jaringan (Tarwoto, dkk, 2007 : 30).
Ibu hamil dikatakan
anemia jika hemoglobin darahnya kurang dari 11gr%. Bahaya anemia pada ibu hamil
tidak saja berpengaruh terhadap
keselamatan dirinya, tetapi juga pada janin yang dikandungnya (Wibisono,
Hermawan, dkk, 2009 : 101).
Penyebab paling umum
dari anemia pada kehamilan adalah kekurangan zat besi. Hal ini penting
dilakukan pemeriksaan untuk anemia pada kunjungan pertama kehamilan. Bahkan,
jika tidak mengalami anemia pada saat kunjungan pertama, masih mungkin terjadi
anemia pada kehamilan lanjutannya (Proverawati, 2011 : 129).
Anemia juga disebabkan
oleh kurangnya konsumsi makanan yang mengandung zat besi atau adanya gangguan
penyerapan zat besi dalam tubuh (Wibisono, Hermawan, dkk, 2009 : 101).
2.
Tanda dan gejala anemia
pada Ibu Hamil
Bila kadar Hb < 7gr% maka gejala dan tanda anemia akan jelas. Nilai
ambang batas yang digunakan untuk menentukan status anemia ibu hamil
berdasarkan kriteria WHO tahun 1972 ditetapkan 3 kategori yaitu:
a.
Normal > 11gr%
b.
Ringan 8-11gr%
c.
Berat <8gr%
(Rukiyah, Ai Yeyeh,
dkk, 2010 : 114)
Gejala yang mungkin timbul pada anemia adalah keluhan lemah, pucat dan
mudah pingsan walaupun tekanan darah masih dalam batas normal (Feryanto,
Achmad, 2011 : 37).
Menurut Proverawati
(2011) banyak gejala anemia selama kehamilan, meliputi:
a.
Merasa lelah atau lemah
b.
Kulit pucat progresif
c.
Denyut jantung cepat
d.
Sesak napas
e.
Konsentrasi terganggu
3.
Penyebab Anemia Pada
Ibu Hamil
Menurut Tarwoto,dkk, (2007:13) penyebab anemia secara umum adalah:
a.
Kekurangan zat gizi dalam makanan yang dikonsumsi, misalnya faktor
kemiskinan.
b.
Penyerapan zat besi yang tidak optimal, misalnya karena diare.
c.
Kehilangan darah yang disebabkan oleh perdarahan menstruasi yang banyak,
perdarahan akibat luka.
Sebagian besar anemia di Indonesia penyebabnya adalah kekuangan zat besi.
Zat besi adalah salah satu unsur gizi yang merupakan komponen pembentuk Hb.
Oleh karena itu disebut “Anemia Gizi Besi”.
Anemia gizi besi dapat terjadi karena hal-hal berikut ini:
a.
Kandungan zat besi dari makanan yang dikonsumsi tidak mencukupi kebutuhan.
b.
Meningkatnya kebutuhan tubuh akan zat besi.
c.
Meningkatnya pengeluaran zat besi dari tubuh.
(Feryanto, Achmad, 2011
: 37-38)
4.
Patofisiologi Anemia
Pada Ibu Hamil
Perubahan hematologi sehubungan dengan kehamilan adalah karena perubahan
sirkulasi yang semakin meningkat terhadap plasenta dan pertumbuhan payudara.
Volume plasma meningkat 45-65% pada trimester II kehamilan dan maksimum terjadi
pada pada bulan ke-9, menurun sedikit menjelang aterm serta kembali normal 3
bulan setelah partus (Rukiyah, Ai Yeyeh, dkk, 2010 : 115).
5.
Klasifikasi Anemia
Dalam Kehamilan
Klasifikasi Anemia Dalam kehamilan menurut Tarwoto,dkk, (2007 : 42-56)
adalah sebagai berikut:
a.
Anemia Defesiensi Besi
Anemia defesiensi besi
merupakan jenis anemia terbanyak didunia, yang disebabkan oleh suplai besi
kurang dalam tubuh.
b.
Anemia Megaloblastik
Anemia yang disebabkan
karena defesiensi vitamin B12 dan asam folat.
c.
Anemia Aplastik
Terjadi akibat
ketidaksanggupan sumsum tulang membentuk sel-sel darah. Kegagalan tersebut
disebabkan kerusakan primer sistem sel yang mengakibatkan anemia.
d.
Anemia Hemolitik
Anemia Hemolitik
disebabkan karena terjadi peningkatan hemolisis dari eritrosit, sehingga
usianya lebih pendek.
e.
Anemia Sel Sabit
Anemia sel sabit adalah
anemia hemolitika berat dan pembesaran limpa akibat molekul Hb.
6.
Diagnosis Anemia pada
kehamilan
Pemeriksaan Hb dapat dilakukan dengan menggunakan alat Sahli, yaitu
membandingkan secara visual warna darah dengan alat standar.
a.
Alat dan bahan
1.
Lancet/jarum penusuk
2.
Kapas alkohol dalam tempatnya
3.
Bengkok
4.
Kapas kering
5.
Hb meter
6.
Alat pengaduk
7.
Aquadest
8.
HCl 0,1 n
b.
Prosedur kerja
1)
Jelaskan prosedur yang dilakukan
2)
Cuci tangan
3)
Berikan HCl 0,1 n pada tabung Hb meter sebanyak 5 tetes
4)
Desinfeksi dengan kapas alkohol pada daerah yang akan dilakukan penusukan
pada kapiler di jari tangan atau tungkai
5)
Lakukan penusukan dengan lancet atau jarum pada daerah perifer seperti jari
tangan.
6)
Setelah darah keluar, usap dengan kapas kering
7)
Kemudian ambil darah dengan pengisap pipet sampai garis yang ditentukan
8)
Masukkan ke dalam tabung Hb meter dan encerkan dengan aquadest hingga warna
sesuai dengan pembanding Hb meter
9)
Baca hasil tunggu 5 menit dengan g % ml darah
10)
Cuci tangan setelah prosedur dilakukan
(Hidayat, A.Azis, dkk, 2005 : 269-271)
Setelah dilakukan pengukuran Hb menggunakan Hb Sahli, WHO menetapkan 3 kategori anemia pada ibu
hamil yaitu:
a.
Normal > 11 gr%
b.
Ringan 8-11 gr%
c.
Berat < 8 gr%
(Rukiyah, Ai Yeyeh, 2010 : 114)
Departemen kesehatan menetapkan derajat anemia sebagai berikut:
a.
Ringan sekali : Hb 11g/dl-batas
normal
b.
Ringan : Hb
8g/dl-<11g/dl
c.
Sedang : Hb
5g/dl-<8g/dl
d.
Berat : < 5g/dl
(Tarwoto, dkk, 2007 :
31)
7.
Kadar Hemoglobin Pada
Perempuan Dewasa dan Ibu Hamil Menurut
WHO
Adapun kadar Hb menurut WHO pada perempuan dewasa dan ibu hamil adalah
sebagai berikut:
Tabel 2.1
Kadar Hemoglobin Pada
Perempuan Dewasa dan Ibu Hamil Menurut
WHO
Jenis Kelamin
|
Hb Normal
|
Hb Anemia Kurang Dari (gr/dl)
|
Lahir (aterm)
|
13.5-18.5
|
13.5
|
Perempuan dewasa tidak hamil
|
12.0-15.0
|
12.0
|
Perempuan dewasa hamil:
|
||
Trimester Pertama : 0-12 minggu
|
11.0-14.0
|
11.0
|
Trimester Kedua : 13-28 minggu
|
10.5-14.5
|
10.5
|
Trimester ketiga : 29 aterm
|
11.0-14.0
|
11.0
|
(Tarwoto, 2007:64)
8.
Faktor Resiko Anemia
Dalam Kehamilan
Tubuh berada pada resiko tinggi untuk menjadi anemia selama kehamilan jika:
a.
Mengalami dua kehamilan yang berdekatan
b.
Hamil dengan lebih dari satu anak
c.
Sering mual dan muntah
d.
Tidak mengkonsumsi cukup zat besi
e.
Hamil saat masih remaja
f.
Kehilangan banyak darah (misalnya dari cedera atau selama operasi)
(Proverawati, Atikah,
2011 : 134)
9.
Pengaruh Anemia Pada
Kehamilan
Zat besi terutama sangat diperlukan di trimester
tiga kehamilan. Wanita hamil cenderung terkena anemia pada trimester ketiga,
karena pada masa ini janin menimbun cadangan zat besi untuk dirinya sendiri
sebagai persediaan bulan pertama sesudah lahir (Sinsin, Lis, 2008 : 65
).
Tingginya angka kematian ibu berkaitan erat dengan anemia. Anemia juga
menyebabkan rendahnya kemampuan jasmani karena sel-sel tubuh tidak cukup
mendapat pasokan oksigen. Pada wanita hamil anemia meningkatkan frekuensi
komplikasi pada kehamilan dan persalinan. Resiko kematian maternal, angka
prematuritas, berat badan bayi lahir rendah dan angka kematian perinatal
meningkat. Pengaruh anemia pada kehamilan bervariasi dari keluhan yang sangat
ringan hingga terjadinya gangguan kelangsungan kehamilan (Abortus, partus
prematurus), gangguan proses persalinan (atonia uteri, partus lama), gangguan
pada masa nifas (daya tahan terhadap infeksi dan stress, produksi ASI rendah)
dan gangguan pada janin (abortus, mikrosomia, BBLR, kematian perinatal) (Rukiyah,
Ai Yeyeh, dkk, 2010 : 114-115).
10. Pencegahan Anemia Kehamilan
Nutrisi yang baik adalah cara terbaik untuk mencegah terjadinya anemia jika
sedang hamil. Makan makanan yang tinggi kandungan zat besi (seperti sayuran
berdaunan hijau, daging merah dan kacang tanah) dapat membantu memastikan bahwa
tubuh menjaga pasokan besi yang diperlukan untuk berfungsi dengan baik.
Pemberian vitamin untuk memastikan bahwa tubuh memiliki cukup zat besi dan
folat. Pastikan tubuh mendapatkan setidaknya 27 mg zat setiap hari. Jika
mengalami anemia selama kehamilan, biasanya dapat diobati dengan mengambil
suplemen zat besi. Pastikan bahwa wanita hamil diperiksa pada kunjungan pertama
kehamilan untuk pemeriksaan anemia (Proverawati, Atikah, 2011 : 137).
11. Pengobatan Anemia Kehamilan
Tablet tambah darah adalah tablet besi folat yang setiap tablet mengandung
200 mg ferro sulfat dan 0,25 mg asam folat. Wanita yang sedang hamil dan
menyusui, kebutuhan zat besinya sangat tinggi sehingga perlu dipersiapkan
sedini mungkin semenjak remaja. Minumlah 1 (satu) tablet tambah darah seminggu
sekali dan dianjurkan minum 1 (satu) tablet setiap hari selama haid. Untuk ibu
hamil, minumlah 1 (satu) tablet tambah darah paling sedikit selama 90 hari masa
kehamilan dan 40 hari setelah melahirkan.
Perawatan diarahkan untuk mengatasi anemia. Transfusi darah biasanya
dilakukan untuk setiap anemia jika gejala yang dialami cukup parah
(Proverawati, Atikah, 2011 : 136).
C.
Taksiran Berat Badan
Janin
1.
Pengertian Janin
Masa Embrional, meliputi masa pertumbuhan intrauterin sampai usia kehamilan
8 minggu, ketika ovum yang dibuahi mengadakan pembelahan menjadi organ-organ
yang hampir lengkap sampai terbentuk struktur yang akan berkembang menjadi
bentuk manusia. Misalnya sistem sirkulasi, berlanjut terus sampai minggu ke-12.
Masa fetal meliputi masa pertumbuhan intrauterin antara usia kehamilan minggu
ke 8-12 sampai dengan minggu ke-40 (pada kehamilan normal/aterm), ketika
organisme yang telah memiliki struktur lengkap tersebut mengalami pertumbuhan
dan perkembangan yang pesat, sampai pada keadaan yang memungkinkan untuk hidup
dan berfungsi di dunia luar (Prasetyadi, Frans.O.H, 2012 : 38).
Pengertian janin yaitu
hasil dari konsepsi yang terjadi antara sel sperma dan sel telur yang tumbuh
dan berkembang dalam rahim seorang wanita yang dimulai dari usia 0 s/d 36-40
minggu (Prasetyadi, Frans.O.H, 2012 : 40).
Pertumbuhan dan
perkembangan janin dalam rahim sangat
dipengaruhi oleh kesehatan ibu. Jika
ibu mengalami anemia selama kehamilan
maka berisiko untuk memiliki bayi lahir prematur atau berat badan bayi lahir
rendah (Kusmiyati, Yuni, dkk, 2008 : 38).
Pada bayi baru lahir,
yang dikatakan berat badan normal yaitu sekitar 2500-3500 gram apabila
ditemukan berat badan kurang dari 2500 gram maka dikatakan bayi memiliki berat
badan lahir rendah (Hidayat, A.Azis, 2008 : 69).
Salah satu penyebab
dari BBLR adalah anemia pada ibu hamil karena kekurangan zat besi. Kebutuhan
zat besi sekitar sekitar 1000 mg selama hamil atau naik sekitar 200-300%.
Perkiraan besarnya zat besi yang perlu ditimbun selama hamil 1.040 mg. Dari
jumlah itu, 200 mg zat besi tertahan oleh tubuh ketika melahirkan dan 840 mg
sisanya hilang. Sebanyak 300 mg besi ditransfer ke janin dengan rincian 50-75
mg untuk pembentukan plasenta, 450 mg untuk menambah jumlah sel darah merah dan
200 mg hilang ketika melahirkan. Kebutuhan zat besi pada trimester pertama
relatif lebih sedikit yaitu sekitar 0.8 mg per hari, tetapi pada trimester dua
dan trimester tiga meningkat menjadi 6.3 mg perhari (Tarwoto, dkk, 2007 : 65).
2.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Pertumbuhan Pada Janin
Adapun faktor- faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan berat badan janin adalah:
a.
Gizi Ibu
Gizi makanan
ibu berpengaruh pada pertumbuhan janin. Pengaturan gizi yang baik akan
berpengaruh positif, sedangkan bila kurang baik maka pengaruhnya negatif.
Pengaruh ini tampak jelas pada bayi yang baru lahir dalam hal panjang dan
besarnya. Panjang dan besarnya bayi dalam keadaan normal bila gizi juga baik.
Gizi yang berlebihan mengakibatkan bayi terlalu panjang dan terlalu besar. Bayi
yang terlalu panjang dan terlalu besar bisa menyulitkan proses kelahiran.
Sedangkan ibu yang kekurangan gizi, bayinya pendek, kecil, dan kondisi
kesehatannya kurang baik.
b.
Aktifitas Fisik
Pada saat hamil ibu tetap perlu
melakukan aktifitas fisik, Tetapi terbatas pada aktifitas ringan. Aktifitas
fisik yang berat bisa menyebabkan keguguran kandungan, apalagi bila dilakukan
pada bulan-bulan awal kehamilan. Aktifitas fisik yang berat bisa mengakibatkan
kelelahan, misalnya Ibu hamil yang bekerja terlalu berat disebabkan karena
terlalu banyak aktifitas yang cukup menyita energi dan konsentrasi, besarnya
janin akan menyusut atau berkembangnnya tidak baik. kelelahan dapat menurunkan
nafsu makan. Jika nafsu makan menurun, maka pasokan nutrisi bagi janin dapat
terganggu. Perkembangan dan pertumbuhan bayi yang ada dalam kandugan bisa
terganggu dan tidak bisa berkembang sempurna.
c.
Penyakit yang di Derita Ibu
Penyakit yang diderita ibu pada saat
hamil bisa berakibat negatif kepada janin yang dikandung. Akibat negatif yang
bisa ditimbulkan adalah kematian pada saat di dalam kandungan atau terbentuknya
organ-organ tubuh jari yang tidak sempurna atau cacat.
Penyakit ibu yang bisa menyebabkan
gangguan pertumbuhan dan kematian janin di dalam kandungan antara lain :
kolera, malaria, anemia dan lain-lain. (http://rosy46nelli.wordpress.com/2009/11/06/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-perkembangan-janin-dan-individu/)
3.
Penentuan Taksiran
Berat Badan Janin Berdasarkan Tinggi Fundus Uteri (TFU)
Pada setiap kunjungan ibu hamil dilakukan pemeriksaan menyeluruh. Apabila
hasil wawancara atau temuan fisik mencurigakan, dilakukan pemeriksaan lebih
mendalam. Salah satu pemantauan kehamilan yang dilakukan adalah pengukuran
tinggi fundus uteri. Pengukuran TFU dapat membantu mengidentifikasi
faktor-faktor risiko tinggi misalnya pada ibu hamil dengan anemia. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa pengukuran TFU memegang peranan penting dalam
pemeriksaan kehamilan (Koesno, Harni, 2006).
Secara tradisional perkiraan tinggi fundus dilakukan dengan palpasi fundus
dan membandingkannya dengan beberapa patokan antara lain simpisis pubis,
umbilikus dan prosesus xipoideus. Cara tersebut dilakukan dengan atau tanpa
memperhitungkan ukuran tubuh ibu. Sebaik-baiknya pemeriksaan tersebut hasilnya
masih kasar dan dilaporkan hasilnya bervariasi (Kusmiyati,Yuni, dkk, 2008 :
51).
Dalam upaya standarisasi perkiraan tinggi fundus uteri, lebih disarankan
menggunakan pita ukur untuk mengukur tinggi fundus dari tepi atas simpisis
pubis karena memberikan hasil yang lebih akurat dan dapat diandalkan. Diketahui
bahwa pengukuran dengan menggunakan pita ukur
memberikan hasil yang lebih konsisten antar-individu. Juga telah
dibuktikan bahwa teknik ini sangat berguna dinegara berkembang sebagai alat
tapis awal dan dapat dilakukan oleh para dokter dan bidan dengan efisiensi yang
setara (Kusmiyati, Yuni, dkk, 2008 : 51).
Penting untuk diketahui bahwa pita ukur yang digunakan hendaknya terbuat
dari bahan yang bisa mengendur (seperti yang digunakan para penjahit). Kandung
kemih hendaknya kosong. Pengukuran dilakukan dengan menempatkan ujung dari pita
ukur pada tepi atas simfisis pubis dan dengan tetap menjaga pita ukur menempel
pada dinding abdomen diukur jaraknya kebagian atas fundus uteri. Ukuran ini
biasanya sesuai dengan umur kehamilan dalam minggu setelah umur kehamilan 28
minggu (Kusmiyati, Yuni, dkk, 2008 : 51).
Berdasarkan Rumus Johnson – Toshack, untuk
menghitung Taksiran berat badan janin melalui pengukuran tinggi fundus adalah
sebagai berikut:
TBBJ (Taksiran Berat
Badan Janin) = (Tinggi Fundus Uteri (cm) – N ) x 155 gram.
Keterangan :
N= 13 bila kepala belum
memasuki Pintu Atas Panggul (PAP)
N= 12 bila kepala masih
berada di atas spina ischiadika
N= 11 bila kepala sudah
melewati Pintu Atas Panggul (PAP)
Misalnya tinggi fundus
uteri ibu 28 cm, sementara kepala janin masih belum memasuki PAP. Maka
perhitungannya adalah (28-13)x155=2325 gram. Jadi taksiran berat badan janin
yang didapat adalah 2325 gram (http://www.scribd.com/doc/55725594/Rumus-Johnson)
Pengukuran Tinggi
Fundus Uteri pada ibu hamil dengan anemia sangat diperlukan untuk mengetahui
berat badan janin sebelum bayi lahir. Menurut Kristiyanasari kekurangan zat
besi dapat menimbulkan gangguan atau hambatan pada pertumbuhan janin . Anemia gizi
dapat mengakibatkan kematian janin didalam kandungan, abortus, cacat bawaan,
BBLR, hal ini menyebabkan morbiditas dan mortalitas dan kematian perinatal.
Pada ibu hamil yang menderita anemia berat dapat meningkatkan resiko morbiditas
maupu mortalitas ibu dan bayi, kemungkinan melahirkan bayi BBLR dan Prematur
lebih besar.
4.
Empat metode pengukuran
Tinggi Fundus Uteri
a.
Metode I
Menentukan TFU dengan
mengkombinasikan hasil pengukuran dari memperkirakan dimana TFU berada pada
setiap minggu kehamilan dihubungkan dengan simpisis pubis wanita, umbilikus dan
ujung jari dari prosesus xifoid dan menggunakan lebar jari pemeriksa sebagai
alat ukur.
Ketidak akuratan metode
ini:
1)
Wanita bervariasi pada jarak simpisis pubis ke prosesus xifoid, lokasi
umbilikus diantara 2 titik.
2)
Lebar jari pemeriksa bervariasi antara yang gemuk dan yang kurus.
Keuntungan :
a)
Digunakan jika tidak ada pita pengukur
b)
Jari cukup akurat untuk menentukan perbedaan yang jelas antara perkiraan
umur kehamilan dengan tanggal dan dan dengan temuan hasil pemeriksaan dan untuk
mengindikasi perlunya pemeriksaan lebih lanjut jika ditemukan ketidaksesuaian
dan sebab kelainan tersebut.
b.
Metode II
Metode ini menggunakan
alat ukur Caliper. Caliper digunakan dengan meletakkan satu ujung pada tepi
atas simpisis pubis dan ujung yang lain pada puncak fundus. Kedua ujung
diletakkan pada garis tengah abdominal. Ukuran kemudian dibaca pada skala cm
yang terletak ketika 2 ujung caliper bertemu. Ukuran diperkirakan sama dengan
minggu kehamilan setelah sekitar 22-24 minggu. Keuntungan mengukur dengan cara
ini adalah lebih akurat dibandingkan pita pengukur terutama dalam mengukur TFU
setelah 22-24 minggu kehamilan (dibuktikan oleh studi yang dilakukan
Engstrom,Mc.Farlin dan Sitler). Kerugiannya adalah jarang digunakan karena
lebih sulit, lebih mahal, kurang praktis dibawa, lebih susah dibaca, lebih
susah digunakan dibandingkan pita pengukur.
c.
Metode III
Menggunakan pita pengukur dimulai dari titik nol pita pengukur diletakkan
pada tepi atas simfisis pubis dan pita pengukur ditarik melewati garis tengah
abdomen sampai puncak. Hasil dibaca dengan skala cm.
Keuntungan:
1)
Lebih murah, mudah dibawa, mudah dibaca hasilnya, mudah digunakan.
2)
Cukup akurat
d.
Metoda IV
Menggunakan pita pengukur tapi metode pengukurannya berbeda. Garis nol pita
pengukur diletakkan pada tepi atas simfisis pubis digaris abdominal, tangan
yang lain diletakkan didasar fundus, pita pengukur diletakkan diantara jari
telunjuk dan jari tengah, pengukuran dilakukan sampai titik dimana jari
menjepit pita pengukur. Sehingga pita pengukur mengikuti bentuk abdomen hanya
sejauh puncaknya dan kemudian secara relatif lurus ketitik yang ditahan oleh
jari-jari pemeriksa, pita tidak melewati slope anterior dari fundus. Caranya
tidak diukur karena tidak melewati slope anterior tapi dihitung secara
matematika sebagai berikut:
1)
Sebelum fundus mencapai ketinggian yang sama dengan umbilikus, tambahan 4
cm pada jumlah cm yang terukur. Jumlah total centimeternya diperkirakan sama dengan jumlah minggu
kehamilan
2)
Sesudah fundus mencapai tinggi yang sama dengan umbilikus, tambahkan 6 cm
pada jumlah cm yang terukur. Jumlah total centimeternya yang diukur
diperkirakan sama dengan jumlah minggu kehamilan.
(http://www.bascommetro.com/2010/04/pengukuran-tinggi-fundus-uteri.html)
5.
Kurva Berat Badan Lahir
dan Berat Badan Janin Menurut David Hull Derek I. Johnston.
Setelah dilakukan pengukuran tinggi fundus uteri pada ibu hamil trimester
III, diperoleh hasil Berat Badan Janin yang dapat dikonversikan kedalam kurva
menurut Hull Derek I. Johnston seperti dibawah ini:
Gambar 2.1
Kurva Berat Badan Lahir
dan Berat Badan Janin Menurut David Hull Derek I. Johnston
Berat badan lahir yang
digambarkan pada grafik pertumbuhan berat badan terhadap usia gestasi membantu
kita dalam menentukan kelompok-kelompok bayi. Bayi dengan berat badan lahir
antara garis sentil 10 dan sentil 90 adalah bayi normal sesuai masa kehamilan.
Bayi dengan berat badan lahir lebih dari sentil 90 adalah bayi besar untuk masa
kehamilan. Dan bayi dengan berat badan lahir lebih kecil dari sentil 10 adalah
kecil untuk masa kehamilan. Kecil untuk masa kehamilan juga mencakup dismatur.
Kita perlu menentukan apakah bayi tergolong besar untuk masa kehamilan atau
kecil untuk masa kehamilan atau prematur atau postmatur, karena setiap kategori
mempunyai masalah sendiri-sendiri yang dapat diantisipasi dan diobati.
6.
Pengukuran Lingkar
Lengan Atas (Lila)
Merupakan penilaian antropometri pada ibu hamil dengan cara pengukuran langsung. Pengukuran ini dapat
bermanfaat untuk mengetahui keadaan status gizi ibu hamil serta mendeteksi
apakah ibu hamil menderita KEK (Kurang Energi Kronik). Pengukuran Lila pada ibu
hamil adalah untuk mendeteksi resiko terjadinya kejadian bayi dengan BBLR.
Resiko KEK untuk ibu hamil adalah apabila Lila < 23.5 cm.
Bila ibu mengalami kekurangan gizi selama hamil akan menimbulkan masalah,
baik pada ibu maupun janin, seperti diuraikan dibawah ini:
1.
Terhadap Ibu
Gizi kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan resiko dan komplikasi pada ibu
antara lain : anemia, perdarahan, berat badan ibu tidak bertambah secara
normal, dan terkena penyakit infeksi. Kekurangan asupan gizi pada tirmester I
dikaitkan dengan tingginya kejadian bayi lahir prematur, kematian janin, dan
kelainan pada sistem saraf pusat bayi. Sedangkan kekurangan energi pada
trimester I dan II dapat menghambat pertumbuhan janin atau tak berkembang
sesuai usia kehamilannya.
2.
Terhadap Persalinan
Pengaruh gizi kurang terhadap proses persalinan dapat mengakibatkan
persalinan sulit dan lama, persalinan sebelum waktunya (prematur), perdarahan
setelah persalinan, serta persalinan dengan operasi cendrung meningkat.
3.
Terhadap Janin
Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi proses pertumbuhan janin
dan dapat menimbulkan keguguran, abortus, bayi lahir mati, kematian neonatal,
cacat bawaan, anemia pada bayi, lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR)
(Hidayat, A. Azis, 2012 : 278-281).
7.
Kerangka Teori
Faktor resiko terjadinya ( Anemia):
1.
Mengalami
dua kehamilan yang berdekatan
2.
Hamil
dengan lebih dari satu anak
3.
Sering
mual dan muntah
4.
Tidak
mengkonsumsi cukup zat besi
5.
Hamil saat
masih remaja
6.
Kehilangan
banyak darah (misalnya dari cedera atau selama operasi)
|
Faktor
yang mempengaruhi Berat Badan Janin:
· Gizi Ibu
· Aktifitas
fisik
·
Penyakit yang di derita Ibu :
|
Berat
Badan Janin:
·
Normal
·
Rendah
|
(Anemia)
|
FISIOLOGIS MENSTRUASI
FISIOLOGI MENSTRUASI, KEHAMILAN DAN
PENENTUAN JENIS KELAMMIN
A.
Fisiologi Menstruasi
Pada
siklus menstruasi normal, terdapat produksi hormon-hormon yang paralel dengan
pertumbuhan lapisan rahim untuk mempersiapkan implantasi (perlekatan) dari
janin (proses kehamilan). Gangguan dari siklus menstruasi tersebut dapat
berakibat gangguan kesuburan, abortus berulang, atau keganasan. Gangguan dari
sikluas menstruasi merupakan salah satu alasan seorang wanita berobat ke
dokter.
Siklus
menstruasi normal berlangsung selama 21-35 hari, 2-8 hari adalah waktu
keluarnya darah haid yang berkisar 20-60 ml per hari. Penelitian menunjukkan
wanita dengan siklus mentruasi normal hanya terdapat pada 2/3 wanita dewasa,
sedangkan pada usia reproduksi yang ekstrim (setelah menarche <pertama kali
terjadinya menstruasi> dan menopause) lebih banyak mengalami siklus yang
tidak teratur atau siklus yang tidak mengandung sel telur. Siklus mentruasi ini
melibatkan kompleks hipotalamus-hipofisis-ovarium.
Gambar
1. Kompleks Hipotalamus-Hipofisis-Ovarium
Siklus
Menstruasi Normal
Sikuls
menstruasi normal dapat dibagi menjadi 2 segmen yaitu, siklus ovarium (indung
telur) dan siklus uterus (rahim). Siklus indung telur terbagi lagi menjadi 2
bagian, yaitu siklus folikular dan siklus luteal, sedangkan siklus uterus
dibagi menjadi masa proliferasi (pertumbuhan) dan masa sekresi.
Perubahan
di dalam rahim merupakan respon terhadap perubahan hormonal. Rahim terdiri dari
3 lapisan yaitu perimetrium (lapisan terluar rahim), miometrium (lapisan otot
rehim, terletak di bagian tengah), dan endometrium (lapisan terdalam
rahim). Endometrium adalah lapisan yangn berperan di dalam siklus
menstruasi. 2/3 bagian endometrium disebut desidua fungsionalis yang terdiri
dari kelenjar, dan 1/3 bagian terdalamnya disebut sebagai desidua basalis.
Sistem hormonal yang mempengaruhi siklus menstruasi adalah:
Sistem hormonal yang mempengaruhi siklus menstruasi adalah:
- FSH-RH
(follicle stimulating hormone releasing hormone) yang dikeluarkan
hipotalamus untuk merangsang hipofisis mengeluarkan FSH
- LH-RH (luteinizing
hormone releasing hormone) yang dikeluarkan hipotalamus untuk
merangsang hipofisis mengeluarkan LH
- PIH (prolactine
inhibiting hormone) yang menghambat hipofisis untuk mengeluarkan
prolaktin
Gambar
2. Siklus Hormonal
Pada
setiap siklus menstruasi, FSH yang dikeluarkan oleh hipofisis merangsang
perkembangan folikel-folikel di dalam ovarium (indung telur). Pada umumnya
hanya 1 folikel yang terangsang namun dapat perkembangan dapat menjadi lebih
dari 1, dan folikel tersebut berkembang menjadi folikel de graaf yang
membuat estrogen. Estrogen ini menekan produksi FSH, sehingga hipofisis
mengeluarkan hormon yang kedua yaitu LH. Produksi hormon LH maupun FSH berada
di bawah pengaruh releasing hormones yang disalurkan hipotalamus ke
hipofisis. Penyaluran RH dipengaruhi oleh mekanisme umpan balik estrogen
terhadap hipotalamus. Produksi hormon gonadotropin (FSH dan LH) yang baik akan
menyebabkan pematangan dari folikel de graaf yang mengandung estrogen. Estrogen
mempengaruhi pertumbuhan dari endometrium. Di bawah pengaruh LH, folikel de
graaf menjadi matang sampai terjadi ovulasi. Setelah ovulasi terjadi,
dibentuklah korpus rubrum yang akan menjadi korpus luteum, di bawah pengaruh
hormon LH dan LTH (luteotrophic hormones, suatu hormon gonadotropik).
Korpus luteum menghasilkan progesteron yang dapat mempengaruhi pertumbuhan
kelenjar endometrium. Bila tidak ada pembuahan maka korpus luteum berdegenerasi
dan mengakibatkan penurunan kadar estrogen dan progesteron. Penurunan kadar
hormon ini menyebabkan degenerasi, perdarahan, dan pelepasan dari endometrium.
Proses ini disebut haid atau menstruasi. Apabila terdapat pembuahan dalam masa
ovulasi, maka korpus luteum tersebut dipertahankan.
Pada tiap siklus dikenal 3 masa utama yaitu:
Pada tiap siklus dikenal 3 masa utama yaitu:
- Masa menstruasi
yang berlangsung selama 2-8 hari. Pada saat itu endometrium (selaput
rahim) dilepaskan sehingga timbul perdarahan dan hormon-hormon ovarium
berada dalam kadar paling rendah
- Masa
proliferasi dari berhenti darah menstruasi sampai hari ke-14. Setelah
menstruasi berakhir, dimulailah fase proliferasi dimana terjadi
pertumbuhan dari desidua fungsionalis untuk mempersiapkan rahim untuk
perlekatan janin. Pada fase ini endometrium tumbuh kembali. Antara hari
ke-12 sampai 14 dapat terjadi pelepasan sel telur dari indung telur
(disebut ovulasi)
- Masa
sekresi. Masa sekresi adalah masa sesudah terjadinya ovulasi. Hormon
progesteron dikeluarkan dan mempengaruhi pertumbuhan endometrium untuk
membuat kondisi rahim siap untuk implantasi (perlekatan janin ke rahim)
Siklus
ovarium :
- Fase
folikular. Pada fase ini hormon reproduksi bekerja mematangkan sel telur
yang berasal dari 1 folikel kemudian matang pada pertengahan siklus dan
siap untuk proses ovulasi (pengeluaran sel telur dari indung telur). Waktu
rata-rata fase folikular pada manusia berkisar 10-14 hari, dan
variabilitasnya mempengaruhi panjang siklus menstruasi keseluruhan
- Fase
luteal. Fase luteal adalah fase dari ovulasi hingga menstruasi dengan
jangka waktu rata-rata 14 hari
Siklus
hormonal dan hubungannya dengan siklus ovarium serta uterus di dalam siklus
menstruasi normal:
- Setiap
permulaan siklus menstruasi, kadar hormon gonadotropin (FSH, LH) berada
pada level yang rendah dan sudah menurun sejak akhir dari fase luteal
siklus sebelumnya
- Hormon
FSH dari hipotalamus perlahan mengalami peningkatan setelah akhir dari
korpus luteum dan pertumbuhan folikel dimulai pada fase folikular. Hal ini
merupakan pemicu untuk pertumbuhan lapisan endometrium
- Peningkatan
level estrogen menyebabkan feedback negatif pada pengeluaran FSH
hipofisis. Hormon LH kemudian menurun sebagai akibat dari peningkatan
level estradiol, tetapi pada akhir dari fase folikular level hormon LH
meningkat drastis (respon bifasik)
- Pada
akhir fase folikular, hormon FSH merangsang reseptor (penerima) hormon LH
yang terdapat pada sel granulosa, dan dengan rangsangan dari hormon LH,
keluarlah hormon progesteron
- Setelah
perangsangan oleh hormon estrogen, hipofisis LH terpicu yang menyebabkan
terjadinya ovulasi yang muncul 24-36 jam kemudian. Ovulasi adalah penanda
fase transisi dari fase proliferasi ke sekresi, dari folikular ke luteal
- Kedar
estrogen menurun pada awal fase luteal dari sesaat sebelum ovulasi sampai
fase pertengahan, dan kemudian meningkat kembali karena sekresi dari
korpus luteum
- Progesteron
meningkat setelah ovulasi dan dapat merupakan penanda bahwa sudah terjadi
ovulasi
- Kedua
hormon estrogen dan progesteron meningkat selama masa hidup korpus luteum
dan kemuadian menurun untuk mempersiapkan siklus berikutnya
B.
Fisiologi
kehamilan
Kehamilan
adalah
proses pemeliharaan janin dalam kandungan yang disebabkan pembuahan sel telur
oleh sel sperma. Pada saat hamil akan terjadi perubahan fisik dan hormon yang
sangat berubah drastis. Kehamilan di bagi atas 3 trimester yaitu trimester I,
trimester II, dan trimester III.
Gejala
pada trimester I umumnya adalah sering mual dan muntah, payudara membesar,
sering buang air kecil, sering cepat lelah. Emosi tidak stabil, lebih
sering cepat marah, penurunan libido seksual.
Pada
trimester II, terjadi penambahan berat badan yang sangat signifikan karena
nafsu makan yang meningkat tajam, payudara yang semakin besar diikuti dengan
perut bagian bawah yang terlihat semakin membesar. Bayi kadang – kadang terasa
bergerak, denyut jantung meningkat, kaki, tumit, betis kadang membengkak. Gatal
pada permukaan kulit di bagian perut. Kadang disertai dengan sakit pinggang dan
gangguan pada pembuangan air besar/sembelit. Emosi menjadi lebih stabil dan
seluruh perhatian tertuju pada sang bayi yang akan lahir.
Pada
trimester III, bayi mulai menendang – nendang, payudara semakin besar dan
kencang, puting susu semakin hitam dan membesar, kadang – kadang terjadi
kontraksi ringan dan suhu tubuh dapat meningkat. Cairan vagina meningkat dan
kental. Emosi mulai tidak stabil, perasaan gembira disertai cemas menunggu
kelahiran sang bayi.
TERJADINYA
KEHAMILAN
Peristiwa
prinsip pada terjadinya kehamilan :
1. Pembuahan / fertilisasi : bertemunya sel telur / ovum wanita dengan sel benih / spermatozoa pria.
2. Pembelahan sel (zigot).hasil pembuahan tersebut.
3. Nidasi / implantasi zigot tersebut pada dinding saluran reproduksi (pada keadaan normal : implantasi pada lapisan endometrium dinding kavum uteri).
4. Pertumbuhan dan perkembangan zigot – embrio – janin menjadi bakal individu baru.
1. Pembuahan / fertilisasi : bertemunya sel telur / ovum wanita dengan sel benih / spermatozoa pria.
2. Pembelahan sel (zigot).hasil pembuahan tersebut.
3. Nidasi / implantasi zigot tersebut pada dinding saluran reproduksi (pada keadaan normal : implantasi pada lapisan endometrium dinding kavum uteri).
4. Pertumbuhan dan perkembangan zigot – embrio – janin menjadi bakal individu baru.
Kehamilan
dipengaruhi berbagai hormon : estrogen, progesteron, human chorionic
gonadotropin, human somatomammotropin, prolaktin dsb.
Human Chorionic Gonadotropin (hCG) adalah hormon aktif khusus yang berperan selama awal masa kehamilan, berfluktuasi kadarnya selama kehamilan.
Human Chorionic Gonadotropin (hCG) adalah hormon aktif khusus yang berperan selama awal masa kehamilan, berfluktuasi kadarnya selama kehamilan.
Terjadi
perubahan juga pada anatomi dan fisiologi organ-organ sistem reproduksi DAN
organ-organ sistem tubuh lainnya, yang dipengaruhi terutama oleh perubahan
keseimbangan hormonal tersebut.
PERUBAHAN
PADA ORGAN-ORGAN SISTEM REPRODUKSI
Uterus
Tumbuh membesar primer, maupun sekunder akibat pertumbuhan isi konsepsi intrauterin. Estrogen menyebabkan hiperplasi jaringan, progesteron berperan untuk elastisitas / kelenturan uterus.
Taksiran kasar perbesaran uterus pada perabaan tinggi fundus :
– tidak hamil / normal : sebesar telur ayam (+ 30 g)
– kehamilan 8 minggu : telur bebek
– kehamilan 12 minggu : telur angsa
– kehamilan 16 minggu : pertengahan simfisis-pusat
– kehamilan 20 minggu : pinggir bawah pusat
– kehamilan 24 minggu : pinggir atas pusat
– kehamilan 28 minggu : sepertiga pusat-xyphoid
– kehamilan 32 minggu : pertengahan pusat-xyphoid
– 36-42 minggu : 3 sampai 1 jari bawah xyphoid
Ismus uteri, bagian dari serviks, batas anatomik menjadi sulit ditentukan, pada kehamilan trimester I memanjang dan lebih kuat. Pada kehamilan 16 minggu menjadi satu bagian dengan korpus, dan pada kehamilan akhir di atas 32 minggu menjadi segmen bawah uterus. Vaskularisasi sedikit, lapis muskular tipis, mudah ruptur, kontraksi minimal -> berbahaya jika lemah, dapat ruptur, mengancam nyawa janin dan nyawa ibu.
Serviks uteri mengalami hipervaskularisasi akibat stimulasi estrogen dan perlunakan akibat progesteron (-> tanda Hegar), warna menjadi livide / kebiruan.
Sekresi lendir serviks meningkat pada kehamilan memberikan gejala keputihan.
Tumbuh membesar primer, maupun sekunder akibat pertumbuhan isi konsepsi intrauterin. Estrogen menyebabkan hiperplasi jaringan, progesteron berperan untuk elastisitas / kelenturan uterus.
Taksiran kasar perbesaran uterus pada perabaan tinggi fundus :
– tidak hamil / normal : sebesar telur ayam (+ 30 g)
– kehamilan 8 minggu : telur bebek
– kehamilan 12 minggu : telur angsa
– kehamilan 16 minggu : pertengahan simfisis-pusat
– kehamilan 20 minggu : pinggir bawah pusat
– kehamilan 24 minggu : pinggir atas pusat
– kehamilan 28 minggu : sepertiga pusat-xyphoid
– kehamilan 32 minggu : pertengahan pusat-xyphoid
– 36-42 minggu : 3 sampai 1 jari bawah xyphoid
Ismus uteri, bagian dari serviks, batas anatomik menjadi sulit ditentukan, pada kehamilan trimester I memanjang dan lebih kuat. Pada kehamilan 16 minggu menjadi satu bagian dengan korpus, dan pada kehamilan akhir di atas 32 minggu menjadi segmen bawah uterus. Vaskularisasi sedikit, lapis muskular tipis, mudah ruptur, kontraksi minimal -> berbahaya jika lemah, dapat ruptur, mengancam nyawa janin dan nyawa ibu.
Serviks uteri mengalami hipervaskularisasi akibat stimulasi estrogen dan perlunakan akibat progesteron (-> tanda Hegar), warna menjadi livide / kebiruan.
Sekresi lendir serviks meningkat pada kehamilan memberikan gejala keputihan.
Vagina
/ vulva
Terjadi hipervaskularisasi akibat pengaruh estrogen dan progesteron, warna merah kebiruan (tanda Chadwick).
Terjadi hipervaskularisasi akibat pengaruh estrogen dan progesteron, warna merah kebiruan (tanda Chadwick).
Ovarium
Sejak kehamilan 16 minggu, fungsi diambil alih oleh plasenta, terutama fungsi produksi progesteron dan estrogen. Selama kehamilan ovarium tenang/beristirahat. Tidak terjadi pembentukan dan pematangan folikel baru, tidak terjadi ovulasi, tidak terjadi siklus hormonal menstruasi.
Sejak kehamilan 16 minggu, fungsi diambil alih oleh plasenta, terutama fungsi produksi progesteron dan estrogen. Selama kehamilan ovarium tenang/beristirahat. Tidak terjadi pembentukan dan pematangan folikel baru, tidak terjadi ovulasi, tidak terjadi siklus hormonal menstruasi.
Payudara
Akibat pengaruh estrogen terjadi hiperplasia sistem duktus dan jaringan interstisial payudara. Hormon laktogenik plasenta (diantaranya somatomammotropin) menyebabkan hipertrofi dan pertambahan sel-sel asinus payudara, serta meningkatkan produksi zat-zat kasein, laktoalbumin, laktoglobulin, sel-sel lemak, kolostrum. Mammae membesar dan tegang, terjadi hiperpigmentasi kulit serta hipertrofi kelenjar Montgomery, terutama daerah areola dan papilla akibat pengaruh melanofor. Puting susu membesar dan menonjol. (beberapa kepustakaan tidak memasukkan payudara dalam sistem reproduksi wanita yang dipelajari dalam ginekologi)
PENINGKATAN BERAT BADAN SELAMA HAMIL
Normal berat badan meningkat sekitar 6-16 kg, terutama dari pertumbuhan isi konsepsi dan volume berbagai organ / cairan intrauterin.
Akibat pengaruh estrogen terjadi hiperplasia sistem duktus dan jaringan interstisial payudara. Hormon laktogenik plasenta (diantaranya somatomammotropin) menyebabkan hipertrofi dan pertambahan sel-sel asinus payudara, serta meningkatkan produksi zat-zat kasein, laktoalbumin, laktoglobulin, sel-sel lemak, kolostrum. Mammae membesar dan tegang, terjadi hiperpigmentasi kulit serta hipertrofi kelenjar Montgomery, terutama daerah areola dan papilla akibat pengaruh melanofor. Puting susu membesar dan menonjol. (beberapa kepustakaan tidak memasukkan payudara dalam sistem reproduksi wanita yang dipelajari dalam ginekologi)
PENINGKATAN BERAT BADAN SELAMA HAMIL
Normal berat badan meningkat sekitar 6-16 kg, terutama dari pertumbuhan isi konsepsi dan volume berbagai organ / cairan intrauterin.
Berat
janin + 2.5-3.5 kg, berat plasenta + 0.5 kg, cairan amnion + 1.0 kg, berat
uterus + 1.0 kg, penambahan volume sirkulasi maternal + 1.5 kg, pertumbuhan
mammae + 1 kg, penumpukan cairan interstisial di pelvis dan ekstremitas +
1.0-1.5 kg.
PERUBAHAN
PADA ORGAN-ORGAN SISTEM TUBUH LAINNYA
(baca
juga catatan kuliah anestesiologi – lumayan lengkap tuh)
Sistem
respirasi
Kebutuhan oksigen meningkat sampai 20%, selain itu diafragma juga terdorong ke kranial -> terjadi hiperventilasi dangkal (20-24x/menit) akibat kompliansi dada (chest compliance) menurun. Volume tidal meningkat. Volume residu paru (functional residual capacity) menurun. Kapasitas vital menurun.
Kebutuhan oksigen meningkat sampai 20%, selain itu diafragma juga terdorong ke kranial -> terjadi hiperventilasi dangkal (20-24x/menit) akibat kompliansi dada (chest compliance) menurun. Volume tidal meningkat. Volume residu paru (functional residual capacity) menurun. Kapasitas vital menurun.
Sistem
gastrointestinal
Estrogen dan hCG meningkat dengan efek samping mual dan muntah-muntah, selain itu terjadi juga perubahan peristaltik dengan gejala sering kembung, konstipasi, lebih sering lapar / perasaan ingin makan terus (mengidam), juga akibat peningkatan asam lambung. Pada keadaan patologik tertentu dapat terjadi muntah-muntah banyak sampai lebih dari 10 kali per hari (hiperemesis gravidarum).
Estrogen dan hCG meningkat dengan efek samping mual dan muntah-muntah, selain itu terjadi juga perubahan peristaltik dengan gejala sering kembung, konstipasi, lebih sering lapar / perasaan ingin makan terus (mengidam), juga akibat peningkatan asam lambung. Pada keadaan patologik tertentu dapat terjadi muntah-muntah banyak sampai lebih dari 10 kali per hari (hiperemesis gravidarum).
Sistem
sirkulasi / kardiovaskular
(baca juga kuliah kelainan jantung + kuliah anestesiologi)
Perubahan fisiologi pada kehamilan normal, yang terutama adalah perubahan HEMODINAMIK maternal, meliputi :
– retensi cairan, bertambahnya beban volume dan curah jantung
– anemia relatif
– akibat pengaruh hormon, tahanan perifer vaskular menurun
– tekanan darah arterial menurun
– curah jantung bertambah 30-50%, maksimal akhir trimester I, menetap sampai akhir kehamilan
– volume darah maternal keseluruhan bertambah sampai 50%
– volume plasma bertambah lebih cepat pada awal kehamilan,
kemudian bertambah secara perlahan sampai akhir
kehamilan
Pada trimester pertama, terjadi :
– penambahan curah jantung, volume plasma dan volume cairan ekstraselular, disertai peningkatan aliran plasma ginjal dan laju filtrasi glomerulus
– penambahan / retensi air dan natrium yang dapat ditukar di dalam tubuh, peningkatan TBW / total body water
– akibatnya terjadi aktifasi sistem renin-angiotensin dan penurunan ambang osmotik untuk pelepasan mediator vasopresin dan stimulasi dahaga.
– akibatnya pula terjadi penurunan konsentrasi natrium dalam plasma dan penurunan osmolalitas plasma, sehingga terjadi edema pada 80% wanita yang hamil.
Terjadi peningkatan volume plasma sampai 25-45%, dengan jumlah eritrosit meningkat hanya sedikit (kadar hemoglobin menurun akibat anemia relatif). Cardiac output meningkat sampai 20-40%. Resistensi perifer juga menurun, sering tampak sebagai varisces tungkai. Leukosit meningkat sampai 15.000/mm3, akibat reaksi antigen-antiibodi fisiologik yang terjadi pada kehamilan. Infeksi dicurigai bila leukosit melebihi 15.000/mm3. Trombosit meningkat sampai 300.000-600.000/mm3, tromboplastin penting untuk hemostasis yang baik pada kehamilan dan persalinan. Fibrinogen juga meningkat 350-750 mg/dl (normal 250-350 mg/dl). Laju endap darah meningkat. Protein total meningkat, namun rasio albumin-globulin menururn karena terjadi penurunan albumin alfa-1, alfa-2 dan beta diikuti peningkatan globulin alfa-1, alfa-2 dan beta. Faktor-faktor pembekuan meningkat.
(baca juga kuliah kelainan jantung + kuliah anestesiologi)
Perubahan fisiologi pada kehamilan normal, yang terutama adalah perubahan HEMODINAMIK maternal, meliputi :
– retensi cairan, bertambahnya beban volume dan curah jantung
– anemia relatif
– akibat pengaruh hormon, tahanan perifer vaskular menurun
– tekanan darah arterial menurun
– curah jantung bertambah 30-50%, maksimal akhir trimester I, menetap sampai akhir kehamilan
– volume darah maternal keseluruhan bertambah sampai 50%
– volume plasma bertambah lebih cepat pada awal kehamilan,
kemudian bertambah secara perlahan sampai akhir
kehamilan
Pada trimester pertama, terjadi :
– penambahan curah jantung, volume plasma dan volume cairan ekstraselular, disertai peningkatan aliran plasma ginjal dan laju filtrasi glomerulus
– penambahan / retensi air dan natrium yang dapat ditukar di dalam tubuh, peningkatan TBW / total body water
– akibatnya terjadi aktifasi sistem renin-angiotensin dan penurunan ambang osmotik untuk pelepasan mediator vasopresin dan stimulasi dahaga.
– akibatnya pula terjadi penurunan konsentrasi natrium dalam plasma dan penurunan osmolalitas plasma, sehingga terjadi edema pada 80% wanita yang hamil.
Terjadi peningkatan volume plasma sampai 25-45%, dengan jumlah eritrosit meningkat hanya sedikit (kadar hemoglobin menurun akibat anemia relatif). Cardiac output meningkat sampai 20-40%. Resistensi perifer juga menurun, sering tampak sebagai varisces tungkai. Leukosit meningkat sampai 15.000/mm3, akibat reaksi antigen-antiibodi fisiologik yang terjadi pada kehamilan. Infeksi dicurigai bila leukosit melebihi 15.000/mm3. Trombosit meningkat sampai 300.000-600.000/mm3, tromboplastin penting untuk hemostasis yang baik pada kehamilan dan persalinan. Fibrinogen juga meningkat 350-750 mg/dl (normal 250-350 mg/dl). Laju endap darah meningkat. Protein total meningkat, namun rasio albumin-globulin menururn karena terjadi penurunan albumin alfa-1, alfa-2 dan beta diikuti peningkatan globulin alfa-1, alfa-2 dan beta. Faktor-faktor pembekuan meningkat.
Metabolisme
Basal metabolic rate meningkat sampai 15%, terjadi juga hipertrofi tiroid. Kebutuhan karbohidrat meningkat sampai 2300 kal/hari (hamil) dan 2800 kal/hari (menyusui). Kebutuhan protein 1 g/kgbb/hari untuk menunjang pertumbuhan janin. Kadar kolesterol plasma meningkat sampai 300 g/100ml. Kebutuhan kalsium, fosfor, magnesium, cuprum meningkat. Ferrum dibutuhkan sampai kadar 800 mg, untuk pembentukan hemoglobin tambahan.
(baca juga kuliah diabetes mellitus)
Khusus untuk metabolisme karbohidrat, pada kehamilan normal, terjadi kadar glukosa plasma ibu yang lebih rendah secara bermakna karena :
– ambilan glukosa sirkulasi plasenta meningkat,
– produksi glukosa dari hati menurun
– produksi alanin (salah satu prekursor glukoneogenesis) menurun
– aktifitas ekskresi ginjal meningkat
– efek hormon-hormon gestasional (human placental lactogen, hormon2 plasenta lainnya, hormon2 ovarium, hipofisis, pankreas, adrenal, growth factors, dsb).
Selain itu terjadi juga perubahan metabolisme lemak dan asam amino. Terjadi juga peningkatan aktifitas enzim-enzim metabolisme pada umumnya.
Basal metabolic rate meningkat sampai 15%, terjadi juga hipertrofi tiroid. Kebutuhan karbohidrat meningkat sampai 2300 kal/hari (hamil) dan 2800 kal/hari (menyusui). Kebutuhan protein 1 g/kgbb/hari untuk menunjang pertumbuhan janin. Kadar kolesterol plasma meningkat sampai 300 g/100ml. Kebutuhan kalsium, fosfor, magnesium, cuprum meningkat. Ferrum dibutuhkan sampai kadar 800 mg, untuk pembentukan hemoglobin tambahan.
(baca juga kuliah diabetes mellitus)
Khusus untuk metabolisme karbohidrat, pada kehamilan normal, terjadi kadar glukosa plasma ibu yang lebih rendah secara bermakna karena :
– ambilan glukosa sirkulasi plasenta meningkat,
– produksi glukosa dari hati menurun
– produksi alanin (salah satu prekursor glukoneogenesis) menurun
– aktifitas ekskresi ginjal meningkat
– efek hormon-hormon gestasional (human placental lactogen, hormon2 plasenta lainnya, hormon2 ovarium, hipofisis, pankreas, adrenal, growth factors, dsb).
Selain itu terjadi juga perubahan metabolisme lemak dan asam amino. Terjadi juga peningkatan aktifitas enzim-enzim metabolisme pada umumnya.
Traktus
urinarius
Ureter membesar, tonus otot-otot saluran kemih menururn akibat pengaruh estrogen dan progesteron. Kencing lebih sering (poliuria), laju filtrasi meningkat sampai 60%-150%. Dinding saluran kemih dapat tertekan oleh perbesaran uterus, menyebabkan hidroureter dan mungkin hidronefrosis sementara.
Kadar kreatinin, urea dan asam urat dalam darah mungkin menurun namun hal ini dianggap normal.
Kulit
Peningkatan aktifitas melanophore stimulating hormon menyebabkan perubahan berupa hiperpigmentasi pada wajah (kloasma gravidarum), payudara, linea alba (-> linea grisea), striae lividae pada perut, dsb.
Ureter membesar, tonus otot-otot saluran kemih menururn akibat pengaruh estrogen dan progesteron. Kencing lebih sering (poliuria), laju filtrasi meningkat sampai 60%-150%. Dinding saluran kemih dapat tertekan oleh perbesaran uterus, menyebabkan hidroureter dan mungkin hidronefrosis sementara.
Kadar kreatinin, urea dan asam urat dalam darah mungkin menurun namun hal ini dianggap normal.
Kulit
Peningkatan aktifitas melanophore stimulating hormon menyebabkan perubahan berupa hiperpigmentasi pada wajah (kloasma gravidarum), payudara, linea alba (-> linea grisea), striae lividae pada perut, dsb.
Perubahan
Psikis
Sikap / penerimaan ibu terhadap keadaan hamilnya, sangat mempengaruhi juga kesehatan / keadaan umum ibu serta keadaan janin dalam kehamilannya.
Umumnya kehamilan yang diinginkan akan disambut dengan sikap gembira, diiringi dengan pola makan, perawatan tubuh dan upaya memeriksakan diri secara teratur dengan baik. Kadang timbul gejala yang lazim disebut “ngidam”, yaitu keinginan terhadap hal-hal tertentu yang tidak seperti biasanya (misalnya jenis makanan tertentu, tapi mungkin juga hal-hal lain)
Tetapi kehamilan yang tidak diinginkan, kemungkinan akan disambut dengan sikap yang tidak mendukung, napsu makan menurun, tidak mau memeriksakan diri secara teratur, bahkan kadang juga ibu sampai melakukan usaha-usaha untuk menggugurkan kandungannya.
DIAGNOSTIK KEHAMILAN
Sikap / penerimaan ibu terhadap keadaan hamilnya, sangat mempengaruhi juga kesehatan / keadaan umum ibu serta keadaan janin dalam kehamilannya.
Umumnya kehamilan yang diinginkan akan disambut dengan sikap gembira, diiringi dengan pola makan, perawatan tubuh dan upaya memeriksakan diri secara teratur dengan baik. Kadang timbul gejala yang lazim disebut “ngidam”, yaitu keinginan terhadap hal-hal tertentu yang tidak seperti biasanya (misalnya jenis makanan tertentu, tapi mungkin juga hal-hal lain)
Tetapi kehamilan yang tidak diinginkan, kemungkinan akan disambut dengan sikap yang tidak mendukung, napsu makan menurun, tidak mau memeriksakan diri secara teratur, bahkan kadang juga ibu sampai melakukan usaha-usaha untuk menggugurkan kandungannya.
DIAGNOSTIK KEHAMILAN
Berdasarkan
perubahan-perubahan anatomik dan fisiologik, dapat dikumpulkan hal-hal yang
mungkin bermakna pada pemeriksaan fisis maupun penunjang, untuk menuju pada
diagnosis kehamilan.
Gejala
dan tanda yang dapat mengarahkan diagnosis adanya suatu kehamilan :
1. amenorea (sebenarnya bermakna jika 3 bulan atau lebih)
2. pembesaran uterus (tampak disertai pembesaran perut, atau pada kehamilan muda diperiksa dengan palpasi)
3. adanya kontraksi uterus pada palpasi (Braxton-Hicks)
4. teraba/terasa gerakan janin pada palpasi atau tampak pada imaging. Ballotement (+). Jika (-) curiga mola hidatidosa.
5. terdengar jantung janin (dengan alat Laennec/ Doppler) atau visual tampak jantung berdenyut pada imaging (fetal ultrasound echoscopy).
6. teraba bagian tubuh janin pada palpasi (Leopold) atau tampak pada imaging (ultrasonografi)
7. perubahan serviks uterus (Chadwick / Hegar sign)
8. kurva suhu badan meningkat
9. tes urine B-hCG (Pack’s test / GalliMainini) positif. Hati-hati karena positif palsu dapat juga terjadi misal karena urine kotor, alat kadaluwarsa atau cara pemeriksaan yang salah.
10. Titer B-hCG meningkat pada kehamilan sekitar 90 hari, kemudian menurun seperti awal kehamilan, bahkan dapat sampai tidak terdeteksi.
11. perasaan mual dan muntah berulang, morning sickness.
12. perubahan payudara
13. poliuria
1. amenorea (sebenarnya bermakna jika 3 bulan atau lebih)
2. pembesaran uterus (tampak disertai pembesaran perut, atau pada kehamilan muda diperiksa dengan palpasi)
3. adanya kontraksi uterus pada palpasi (Braxton-Hicks)
4. teraba/terasa gerakan janin pada palpasi atau tampak pada imaging. Ballotement (+). Jika (-) curiga mola hidatidosa.
5. terdengar jantung janin (dengan alat Laennec/ Doppler) atau visual tampak jantung berdenyut pada imaging (fetal ultrasound echoscopy).
6. teraba bagian tubuh janin pada palpasi (Leopold) atau tampak pada imaging (ultrasonografi)
7. perubahan serviks uterus (Chadwick / Hegar sign)
8. kurva suhu badan meningkat
9. tes urine B-hCG (Pack’s test / GalliMainini) positif. Hati-hati karena positif palsu dapat juga terjadi misal karena urine kotor, alat kadaluwarsa atau cara pemeriksaan yang salah.
10. Titer B-hCG meningkat pada kehamilan sekitar 90 hari, kemudian menurun seperti awal kehamilan, bahkan dapat sampai tidak terdeteksi.
11. perasaan mual dan muntah berulang, morning sickness.
12. perubahan payudara
13. poliuria
- CARA MENENTUKAN JENIS KELAMIN
1. Pemisahan Spermatozoa
Sampai saat ini cara yang ada masih adalah cara yang sudah cukup lama didapat, yaitu memisahkan spermatozoa melalui suatu media khusus. Dengan pemisahan ini, didapatkan spermatozoa yang mengandung kromosom X atau Y, tergantung media apa yang digunakan.
Hasil pemisahan kemudian diinseminasikan ke dalam rahim untuk menghasilkan kehamilan dengan jenis kelamin tertentu. Walaupun hasilnya tidak dijamin seratus persen, cara ini memberikan harapan bagi mereka yang ingin merencanakan kehamilan dengan jenis kelamin tertentu.
Kalau Anda menginginkan anak dengan jenis kelamin laki-laki, cara yang cukup canggih di atas dapat dilakukan. Namun, kalau enggan menggunakan cara yang canggih itu, boleh gunakan cara yang sederhana. Tentu saja dengan tingkat kegagalan yang lebih tinggi dibandingkan cara yang lebih canggih.
Sampai saat ini cara yang ada masih adalah cara yang sudah cukup lama didapat, yaitu memisahkan spermatozoa melalui suatu media khusus. Dengan pemisahan ini, didapatkan spermatozoa yang mengandung kromosom X atau Y, tergantung media apa yang digunakan.
Hasil pemisahan kemudian diinseminasikan ke dalam rahim untuk menghasilkan kehamilan dengan jenis kelamin tertentu. Walaupun hasilnya tidak dijamin seratus persen, cara ini memberikan harapan bagi mereka yang ingin merencanakan kehamilan dengan jenis kelamin tertentu.
Kalau Anda menginginkan anak dengan jenis kelamin laki-laki, cara yang cukup canggih di atas dapat dilakukan. Namun, kalau enggan menggunakan cara yang canggih itu, boleh gunakan cara yang sederhana. Tentu saja dengan tingkat kegagalan yang lebih tinggi dibandingkan cara yang lebih canggih.
2. Saat Subur
Cara sederhana tersebut berdasarkan perbedaan biologis antara sel spermatozoa yang mengandung kromosom X dengan yang mengandung kromosom Y. Perbedaan antara kedua sel spermatozoa sebagai berikut.
Cara sederhana tersebut berdasarkan perbedaan biologis antara sel spermatozoa yang mengandung kromosom X dengan yang mengandung kromosom Y. Perbedaan antara kedua sel spermatozoa sebagai berikut.
Ø ukuran sel
spermatozoa X lebih besar, sehingga geraknya lebih lambat, sedang spermatozoa Y
bergerak lebih cepat karena ukurannya lebih kecil. Kedua, sel spermatozoa X
lebih tahan terhadap zat yang bersifat asam, sedang spermatozoa Y lebih tahan
terhadap zat yang bersifat basa.
Berdasarkan perbedaan biologis inilah kemudian dilakukan upaya sederhana untuk memisahkan kedua jenis spermatozoa dalam perencanaan jenis kelamin bayi.
Berdasarkan perbedaan biologis inilah kemudian dilakukan upaya sederhana untuk memisahkan kedua jenis spermatozoa dalam perencanaan jenis kelamin bayi.
· Dengan mengatur waktu melakukan hubungan seksual.
Hubungan seksual yang dilakukan tepat pada saat subur memungkinkan spermatozoa
Y mencapai sel telur lebih dulu, sehingga diharapkan menghasilkan bayi
laki-laki. Kalau dilakukan sekitar dua hari sebelum atau sesudah saat subur,
diharapkan menghasilkan bayi perempuan
· Dengan memanfaatkan zat yang bersifat asam atau basa.
Bila menginginkan bayi laki-laki, lakukan bilasan pada vagina dengan bahan yang
bersifat basa sebelum melakukan hubungan seksual. Sebaliknya, bila menginginkan
bayi perempuan, lakukan bilasan dengan zat yang bersifat asam sebelum melakukan
hubungan seksual.
·
Dengan mengatur teknik melakukan hubungan seksual
sehingga orgasme dapat diatur. Kalau menginginkan bayi laki-laki, pihak istri
harus mencapai orgasme lebih dulu agar suasana di dalam vagina menjadi basa.
Sebaliknya, bila menginginkan bayi perempuan, istri hendaknya mencapai orgasme
kemudian agar suasana di dalam vagina tetap asam.
3. Tampa tindakan USG
v Mengalami mual-mual parah selama trimester
pertama itu pertanda akan mendapat bayi perempuan. Sebaliknya jika tidak
mengalami mual-mual parah atau tingkat mualnya rendah pertanda anak laki-laki.
v Tonjolan perut tinggi (runcing) pertanda
anak lelaki. Sebaliknya jika tonjolan perut rendah pertanda anak perempuan.
v Tubuh terasa lebih bengkak terutama pada
paha dan pinggul dipercaya sebagai tanda anak perempuan yang sedang mengambil
kecantikan ibunya. Tapi jika kelebihan berat badan cenderung ke depan itu
pertanda anak lelaki
v Lebih suka makanan yang mengandung protein
seperti daging serta suka makanan yang asin dan asam itu pertanda anak lelaki.
Sebaliknya jika suka makanan manis dan buah-buahan pertanda anak perempuan.
v Posisi tidur jika lebih suka arah utara
dipercaya pertanda anak laki-laki, tapi sebaliknya jika lebih senang tidur ke
arah selatan pertanda anak perempuan.
Memang
belum ada bukti ilmiahnya, tapi dari pengalaman perempuan-perempuan hamil
ciri-ciri tersebut terjadi saat mereka mengandung anak lelaki atau perempuan.
Tabel
berikut ini diambil dari Royal tomb dekat Peking , China. Original copy
tersimpan di Institute of Science of Peking. Kebenaran dari tabel diatas telah
dibuktikan oleh ribuan orang dan dipercaya 99% kebenarannya.
Contoh
singkat : Jika istri berusia 27th dan melakukan senggama pada bulan Januari,
berdasarkan tabel diatas bayi yang akan dilahirkan adalah perempuan. Tabel
diatas didasarkan pada bulan proses pembuahan bayi, bukan kelahiran dari bayi.
4. Penggunaan alat USG
USG atau Ultrasnografi digunakan secara luas dalam kehamilan. Selain sangat bermanfaat untuk memonitor perkembangan janin dalam kandungan, juga bisa dimanfaatkan untuk menentukan jenis kelaminnya, walaupun memang tidak seratus persen akurat.walaupun demikian alat ini yang paling populer digunakan dalam kehamilan, karena fungsi utama adalah untuk membantu dokter dalam mendeteksi berbagai kelainan dan masalah umum janin dalam kandungan, seperti posisi bayi, posisi ari-ari,keadaan plasenta, dan sebagainya.
USG atau Ultrasnografi digunakan secara luas dalam kehamilan. Selain sangat bermanfaat untuk memonitor perkembangan janin dalam kandungan, juga bisa dimanfaatkan untuk menentukan jenis kelaminnya, walaupun memang tidak seratus persen akurat.walaupun demikian alat ini yang paling populer digunakan dalam kehamilan, karena fungsi utama adalah untuk membantu dokter dalam mendeteksi berbagai kelainan dan masalah umum janin dalam kandungan, seperti posisi bayi, posisi ari-ari,keadaan plasenta, dan sebagainya.
5. Pengambilan cairan ketuban
Cairan ketuban sering diambil untuk melakukan berbagai deteksi terhadap adanya kemungkinan kelainan pada janin di dalam kandungan. Ini biasanya dilakukan pada usia kehamilan mencapai 15 hingga 18 minggu. Caranya adalah dengan memasukan jarum ke dalam kantong ketuban dengan dibimbing oleh alat yang disebut ultrasound agar jarum tidak menyentuh janin/fetus. Kemudian setelah air ketuban bisa terambil langsung dibawa ke laboratorium untuk dikembangbiakkan sel-selnya selama 1 sampai 3 hari. Selanjutnya akan dilakukan test AFP (Alpha fetoprotein) terhadap sel-sel tersebut, untuk mengetahui adanya kelainan. Tes ini berguna untuk mengetahui jenis kelamin bayi secara akurat.
Cairan ketuban sering diambil untuk melakukan berbagai deteksi terhadap adanya kemungkinan kelainan pada janin di dalam kandungan. Ini biasanya dilakukan pada usia kehamilan mencapai 15 hingga 18 minggu. Caranya adalah dengan memasukan jarum ke dalam kantong ketuban dengan dibimbing oleh alat yang disebut ultrasound agar jarum tidak menyentuh janin/fetus. Kemudian setelah air ketuban bisa terambil langsung dibawa ke laboratorium untuk dikembangbiakkan sel-selnya selama 1 sampai 3 hari. Selanjutnya akan dilakukan test AFP (Alpha fetoprotein) terhadap sel-sel tersebut, untuk mengetahui adanya kelainan. Tes ini berguna untuk mengetahui jenis kelamin bayi secara akurat.
6. CVS (Chorionic Villus sampling)
Metode ini sangat mirip dengan metode cairan ketuban. Sama-sama bersifat invasive (masuk kedalam tubuh), bedanya hanya pada apa yang diambilnya. Pada metode CVS sampel yang diambil adalah sel yang terdapat plasenta yang menempel pada dinding rahim. setelah itu sel-sel ini akan dibawa ke Laboratorium untuk dikembangkan dan dites dengan AFP, sehingga jenis kelamin juga dapat diketahui melalui cara ini. Hanya saja metode ini berisiko besar sehingga tidak direkomendasikan.
Metode ini sangat mirip dengan metode cairan ketuban. Sama-sama bersifat invasive (masuk kedalam tubuh), bedanya hanya pada apa yang diambilnya. Pada metode CVS sampel yang diambil adalah sel yang terdapat plasenta yang menempel pada dinding rahim. setelah itu sel-sel ini akan dibawa ke Laboratorium untuk dikembangkan dan dites dengan AFP, sehingga jenis kelamin juga dapat diketahui melalui cara ini. Hanya saja metode ini berisiko besar sehingga tidak direkomendasikan.
7. Sampel darah bayi
Semakin bayi berkembang, semakin mungkin untuk mengambil sampel darahnya. Pada akhir trisemester kedua ketika bayi hampir terbentuk sempurna, merupakan saat yang tepat untuk mengmbil sampel darahnya. Ini dapat dikatakan sebagai metode yang paling akurat dibandingkan dengan metode lainnya.
Harus anda ingat bahwa mengetahui jenis kelamin bayi bukanlah hal yang ahrus dilakukan. Dan yang paling penting adalah jangan sampai setelah mengetahui jenis kelaminnya anda menjadi kecewa dan menjadi tidak antusias terhadapnya, lalu mengurangi perhatian terhadap kehamilanyang sedang berlangsung, apalagi sampai menggugurkannya. Jangan sampai anda terjebak pada mitos-mitos yang mengaggungkan bayi laki-laki dari perempuan atau sebaliknya. apapun jenis kelaminnya terimalah tiu sebagai anugrah, dan tetaplah menjaga dan memberi perhatian padanya sebaik mungkin.
Semakin bayi berkembang, semakin mungkin untuk mengambil sampel darahnya. Pada akhir trisemester kedua ketika bayi hampir terbentuk sempurna, merupakan saat yang tepat untuk mengmbil sampel darahnya. Ini dapat dikatakan sebagai metode yang paling akurat dibandingkan dengan metode lainnya.
Harus anda ingat bahwa mengetahui jenis kelamin bayi bukanlah hal yang ahrus dilakukan. Dan yang paling penting adalah jangan sampai setelah mengetahui jenis kelaminnya anda menjadi kecewa dan menjadi tidak antusias terhadapnya, lalu mengurangi perhatian terhadap kehamilanyang sedang berlangsung, apalagi sampai menggugurkannya. Jangan sampai anda terjebak pada mitos-mitos yang mengaggungkan bayi laki-laki dari perempuan atau sebaliknya. apapun jenis kelaminnya terimalah tiu sebagai anugrah, dan tetaplah menjaga dan memberi perhatian padanya sebaik mungkin.
Fisiologi Haid
Pada wanita yang sehat dan tidak hamil, setiap bulan secara teratur mengeluarkan darah dari alat kandungannya, hal ini disebut haid. Ada juga yang menyebutnya mensis, menstruasi, datang bulan, kain kotor, atau period.Pada siklus haid, mukosa rahim dipersiapkan secara teratur untuk menerima ovum yang dibuahi setelah terjadinya ovulasi. Keadaan ini dikontrol oleh hormone-hormon yang dapat dideteksi dalam air kemih. Yang diperiksa adalah air kemih 24 jam dan diukur kadar estriol pregnandiolnya.
Satu siklus haid dibagi atas beberapa fase atau stadium:
- Stadium menstruasi (deskuamasi): 3-7 hari
- Stadium proliferasi : 7-9 hari
- Stadium sekresi : 11 hari
- Stadium premenstruasi : 3 hari
Siklus haid yang klasik adalah 28 hari, sedangkan pola haid dan lamanya perdarahan haid tergantung pada tipe wanita ,dan biasanya 3-8 hari
Proses Kehamilan Sampai Melahirkan - Proses kehamilan adalah suatu
peristiwa terpenting dalam terbentuknya kehidupan pada manusia. Proses ini
bermula dari pembuahan dimana berjuta-juta sel sperma akan bersaing menuju sel
telur sambil mengeluarkan enzim yang membuat salah satu sperma akan berhasil
menembus lapisan pelindung sel telur yang sudah matang. Pada peristiwa
pembuahan ini akan terjadi perubahan kimiawi yang mencegah sperma lain memasuki
sel telur.
Proses selanjutnya adalah dimana sel sperma yang berhasil memasuki
pelindung sel telur akan terurai dan inti sel yang membawa kode genetik
kemudian menyatu dengan kode genetik sel telur yang telah dibuahi. Kelanjutan
dari proses ini akan berlanjut kepada proses berikutnya, yaitu penentuan jenis
kelamin bayi oleh 46 kromosom yang menyusun karakteristik genetik-nya.
Sel telur yang telah dibuahi kemudian akan membelah menjadi 2 sel, dan untuk selanjutnya berkembang menjadi 4 sel, serta kemudian akan terus mengalami pembelahan. Ketika pembelahan sel terus terjadi, sekaligus sel ini akan bergerak meninggalkan tuba falopi menuju rahim.
Pada hari ketujuh setelah proses pembuahan, maka sel yang terbelah telah mencapai 30, dan kumpulan sel ini sendiri dinamakan dengan istilah morula. Adapun morula yang telah mencapai lapisan rahim akan tertanam pada lapisan endometrium. Kelompok sel yang berkembang ini akan semakin matang dan menjadi blastokista, sekaligus akan menstimulasi terjadinya perubahan dalam tubuh calon ibu, termasuk terhentinya siklus menstruasi.
Perkembangan embrio yang sudah terbentuk pada bulan pertama akan ditandai dengan terbentuknya alat-alat tubuh yang cukup penting dan juga sudah mulai berfungsi meski belum sempurna. Pada bulan pertama kehamilan belum terbentuk tangan dan kaki, demikian juga bagian otak janin masih berupa gumpalan darah. Diperkirakan panjang embrio pada usia kandungan bulan pertama adalah sekitar 2,5 hingga 6 mm.
Pada bulan kedua usia kehamilan embrio telah membentuk kaki dan tangan, alat-alat kelamin bagian dalam, rangka yang masih berupa tulang rawan, alat-alat bagian muka dan beberapa alat penting lainnya. Pada usia ini panjang embrio adalah sekitar 25-40 mm.
Pada bulan ketiga kehamilan, hampir seluruh organ tubuh telah terbentuk secara lengkap, termasuk alat kelamin luar. Panjang janin pada saat ini sekitar 70-100 mm dan sudah dapat dibedakan antara janin laki-laki atau perempuan. Sementara pada bulan keempat masa kehamilan, kondisi janin sudah mulai membentuk kulit, rambut, kelenjar keringat dan kelopak mata. Gerakan janin juga pada saat ini sudah dapat dirasakan oleh ibunya. Panjang janin adalah sekitar 145 mm.
Setelah usia kehamilan menginjak usia 12 minggu, maka janin hanya akan mengalami pertumbuhan ke arah lebih besar dan memanjang hingga menjelang kelahirannya. Secara normal masa kehamilan adalah sekitar 40 minggu, atau 9 bulan 10 hari.
Itulah gambaran proses kehamilan mulai dari awal hingga melahirkan yang dapat kami informasikan kepada Anda. Bagi Anda yang masih belum terlalu paham dengan penjelasan diatas, maka Anda juga bisa memperdalam pengetahuan tentang proses kehamilan sampai melahirkan melalui cuplikan video yang bersumber dari situs berbagi video Youtube berikut ini
Sel telur yang telah dibuahi kemudian akan membelah menjadi 2 sel, dan untuk selanjutnya berkembang menjadi 4 sel, serta kemudian akan terus mengalami pembelahan. Ketika pembelahan sel terus terjadi, sekaligus sel ini akan bergerak meninggalkan tuba falopi menuju rahim.
Pada hari ketujuh setelah proses pembuahan, maka sel yang terbelah telah mencapai 30, dan kumpulan sel ini sendiri dinamakan dengan istilah morula. Adapun morula yang telah mencapai lapisan rahim akan tertanam pada lapisan endometrium. Kelompok sel yang berkembang ini akan semakin matang dan menjadi blastokista, sekaligus akan menstimulasi terjadinya perubahan dalam tubuh calon ibu, termasuk terhentinya siklus menstruasi.
Perkembangan embrio yang sudah terbentuk pada bulan pertama akan ditandai dengan terbentuknya alat-alat tubuh yang cukup penting dan juga sudah mulai berfungsi meski belum sempurna. Pada bulan pertama kehamilan belum terbentuk tangan dan kaki, demikian juga bagian otak janin masih berupa gumpalan darah. Diperkirakan panjang embrio pada usia kandungan bulan pertama adalah sekitar 2,5 hingga 6 mm.
Pada bulan kedua usia kehamilan embrio telah membentuk kaki dan tangan, alat-alat kelamin bagian dalam, rangka yang masih berupa tulang rawan, alat-alat bagian muka dan beberapa alat penting lainnya. Pada usia ini panjang embrio adalah sekitar 25-40 mm.
Pada bulan ketiga kehamilan, hampir seluruh organ tubuh telah terbentuk secara lengkap, termasuk alat kelamin luar. Panjang janin pada saat ini sekitar 70-100 mm dan sudah dapat dibedakan antara janin laki-laki atau perempuan. Sementara pada bulan keempat masa kehamilan, kondisi janin sudah mulai membentuk kulit, rambut, kelenjar keringat dan kelopak mata. Gerakan janin juga pada saat ini sudah dapat dirasakan oleh ibunya. Panjang janin adalah sekitar 145 mm.
Setelah usia kehamilan menginjak usia 12 minggu, maka janin hanya akan mengalami pertumbuhan ke arah lebih besar dan memanjang hingga menjelang kelahirannya. Secara normal masa kehamilan adalah sekitar 40 minggu, atau 9 bulan 10 hari.
Itulah gambaran proses kehamilan mulai dari awal hingga melahirkan yang dapat kami informasikan kepada Anda. Bagi Anda yang masih belum terlalu paham dengan penjelasan diatas, maka Anda juga bisa memperdalam pengetahuan tentang proses kehamilan sampai melahirkan melalui cuplikan video yang bersumber dari situs berbagi video Youtube berikut ini
Proses pembuahan adalah merupakan awal dari
kehamilan, dimana satu sel telur dibuahi oleh satu sperma. Ovulasi (pelepasan
sel telur) adalah merupakan bagian dari siklus menstruasi normal, yang terjadi
sekitar 14 hari sebelum menstruasi. Sel telur yang dilepaskan bergerak ke ujung
tuba falopii (saluran telur) yang berbentuk corong , yang merupakan tempat
terjadinya pembuahan. Jika tidak terjadi pembuahan, sel telur akan mengalami
kemunduran (degenerasi) dan dibuang melalui vagina bersamaan dengan darah
menstruasi. Jika terjadi pembuahan, maka sel telur yang telah dibuahi oleh
sperma ini akan mengalami serangkaian pembelahan dan tumbuh menjadi embrio
(bakal janin),Jika pada ovulasi dilepaskan lebih dari 1 sel telur dan kemudian
diikuti dengan pembuahan, maka akan terjadi kehamilan ganda, biasanya kembar 2.
Kasus seperti ini merupakan kembar fraternal.Kembar identik terjadi jika pada
awal pembelahan, sel telur yang telah dibuahi membelah menjadi 2 sel yang
terpisah atau dengan kata lain, kembar identik berasal dari 1 sel telur.Pada
saat ovulasi, lapisan lendir di dalam serviks (leher rahim) menjadi lebih cair,
sehingga sperma mudah menembus ke dalam rahim. Sperma bergerak dari vagina
sampai ke ujung tuba falopii yang berbentuk corong dalam waktu 5 menit. Sel
yang melapisi tuba falopii mempermudah terjadinya pembuahan dan pembentukan
zigot (sel telur yang telah dibuahi),Pembentukan plasenta yang sempurna
biasanya selesai pada minggu ke 18-20, tetapi plasenta akan terus tumbuh selama
kehamilan dan pada saat persalinan beratnya mencapai 500 gram.
Minggu 6
ke Dengan melakukan pemeriksaan ultrasound kita akan melihat janin sudah membentuk kepala dan badan. Getaran jantung juga sudah dapat diperiksa.Minggu ke 8terjadi pembentukan lubang hidung, bibir, mulut serta lidah. Mata terlihat berada di bawah membrankulit yang tipis. Pada masa ini terbentuk juga tangan dan longlegs walau tidak begitu jelas
Minggu 12
Bayi membesar dengan cepat dan wajahnya semakin jelas. Jari tangan dan longlegs mulai terbentuk termasuk telinga dan kelopak mata
Minggu ke 20
Panjang janin mencapai kisaran 14-16 cm dengan berat sekitar 260 gram. Kulit yang menutupi tubuh janin mulai bisa dibedakan menjadi dua lapisan, yakni lapisan epidermis yang terletak di permukaan dan lapisan dermis yang merupakan lapisan dalam. Epidermis selanjutnya akan membentuk pola-pola tertentu pada ujung jari, telapak tangan maupun telapak kaki. Sedangkan lapisan dermis mengandung pembuluh-pembuluh darah kecil, saraf dan sejumlah besar lemak. Seiring perkembangannya yang pesat, kebutuhan darah janin pun meningkat tajam. Agar anemia tak mengancam kehamilan, ibu harus mencukupi kebutuhannya akan asupan zat besi, baik lewat konsumsi makanan bergizi seimbang maupun suplemen yang dianjurkan dokter.
Minggu ke 32
Alveoli yang sesungguhnya atau sel ‘kantung’ udara,mulai berkembang '
dalamparu-paru.mereka akan terus terbentuk hingga 8 tahun setelah lahir. Minggu 40 janin memulai tanda-tanda kelahiran dengan mengeluarkan sejumlah besar hormone yang disebut estrogen dan kemudian memulai masa peralihan dari janin menjadi bayi baru lahir Kelahiran ditandai dengan kontraksi kuat pada rahim yang mengakibatkan kelahiran anak.
Proses melahirkan
Melahirkan adalah ujung dari proses penantian yang panjang selama kehamilan. Pada manusia usia kehamilan hingga melahirkan rata-rata 280 hari. Ada perbedaan penyebutan untuk menggambarkan usia kehamilan, dokter kandungan menyebut 40 minggu dihitung dari hari pertama mens terakhir dan berpedoman bahwa 1 bulan adalah 28 hari. Orang awam sering menyebut 9 bulan 10 hari dengan anggapan 1 bulan 30 hari. Semuanya tepat, tergantung dari mana pedoman atau patokan yang dianut.Persalinan adalah proses keluarnya janin dari dalam rahim ke dunia luar. Proses Persalinan dapat dilakukan melalui jalan lahir/vagina (persalinan pervaginam) atau persalinan melalui sayatan pada dinding perut dan dinding rahim (persalinan perabdominam) atau dikenal dengan bedah sesar (seksio sesarea).Pada manusia 90 % persalinan dapat dilakukan melalui jalan lahir, hanya sebagian kecil yang membutuhkan persalinan melalui operasi/ bedah sesar.Persalinan melalui vagina sering kali awam disebut persalinan normal. Memang benar namun ada perbedaan antara persalinan normal dengan persalinan spontan. Pada persalinan pervaginam dapat dilakukan secara spontan (menggunakan tenaga dan usaha ibu sendiri) atau menggunakan bantuan alat khusus. Sedangkan pada persalinan normal adalah persalinan spontan pada presentasi kepala (kepala keluar lebih dahulu)
sumber :
http://www.lenterabiru.com/2009/01/perkembangan-janin.htm
http://drprima.com/kehamilan/proses-melahirkanpersalinan-pada-manusia.html
http://fkunhas.com/l/proses+kehamilan+dari+1+bulan+sampai+9+bulan.html
http://drprima.com/kehamilan/proses-melahirkanpersalinan-pada-manusia.html
http://fkunhas.com/l/proses+kehamilan+dari+1+bulan+sampai+9+bulan.html